Imbas Keracunan MBG, Kegiatan Belajar Mengajar SMP Muhamadiyah 3 Mlati Sleman Dialihkan Daring

Adapun keputusan kegiatan belajar daring diambil dimaksudkan untuk pemulihan fisik maupun psikis siswa. 

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Yoseph Hary W
Tribun Jogja/Ahmad Syarifudin
KERACUNAN MASSAL : Foto dok. Sejumlah siswa dibawa ke Puskesmas Mlati II setelah mengalami gejala diduga akibat keracunan menu MBG yang disantap kemarin. Namun baru merasakan gejala pada Rabu (13/8/2025) hari ini 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - SMP Muhamadiyah 3 Mlati, di Kabupaten Sleman mengambil keputusan untuk mengalihkan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara daring atau online setelah terjadi kasus keracunan massal. Keracunan massal itu diduga akibat siswa mengonsumsi menu Makan Bergizi Gratis (MBG).

Adapun keputusan kegiatan belajar daring diambil dimaksudkan untuk pemulihan fisik maupun psikis siswa. 

"KBM kami daringkan hingga besok Jumat (15/8) untuk mengkondisikan dan memulihkan fisik, psikis anak-anak," kata Kepala SMP Muhamadiyah 3 Mlati, Yulia Rachmawati, kamis (14/8/2025). 

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Sleman pada Rabu (13/8), jumlah siswa di SMP Muhamadiyah 3 Mlati yang mengalami gejala keracunan berjumlah 90 siswa dari total 174 siswa.

Menurut Yulia, sejauh ini sebagian siswa sudah pulang dan kondisinya berangsur membaik. Kendati demikian masih ada siswa yang saat ini dirawat di RSUD Sleman. 

Adapun terkait program MBG di sekolahnya, kata dia, untuk sementara dihentikan. 

"Sementara MBG kami hentikan dulu sampai penyelidikan selesai, semua jelas dan ada evaluasi, perbaikan dan jaminan keamanan kembali," kata Yulia. 

Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa mengonfirmasi bahwa bagi sekolah terdampak yang siswanya mengalami keracunan, pengiriman MBG untuk sementara dihentikan.

Untuk langkah perbaikan, pihaknya telah meminta Sekda Sleman agar segera mengumpulkan semua pihak, termasuk dapur mitra penyedia makanan untuk evaluasi perbaikan.

Terkait menu yang diduga menyebabkan keracunan, Danang mengaku belum mengetahui secara pasti. 

"Tim dari Dinkes dan Forensik baru menyelidiki kasus tersebut. Hasilnya belum keluar. Makanya kami tunggu saja," kata dia.

Danang mengungkapkan, sembari proses evaluasi dan penyelidikan yang sedang kini berjalan, Pemerintah Kabupaten Sleman fokus mengobati para siswa yang mengalami gejala keracunan.

Harapannya mereka segera pulih dan kembali sehat.

Berdasarkan laporan yang diterima, kondisi para siswa yang sempat mengalami mual pusing hingga diare sudah berangsur membaik. Soal biaya pengobatan, sepenuhnya akan ditanggung Pemerintah. 

"Kita sudah diskusi nanti akan ditanggung oleh BPJS (kesehatan), nanti terkait itu yang mengurusi Dinkes Sleman, Dinas Sosial dan BPJS. Artinya masyarakat tidak dibebankan sedikitpun terkait dengan biaya perawatan," kata Danang.(*) 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved