Murka Keluarga di Tengah Duka Pemakaman Prada Lucky, Tuntut Keadilan
Suasana duka dalam ibadah pemakaman Prada Lucky pun berubah menjadi mimbar tuntutan keadilan yang sarat amarah
TRIBUNJOGJA.COM - Keluarga Prada Lucky Chepril Saputra Namo (23) mendesak pimpinan TNI mengusut tuntas kasus dugaan penganiayaan yang menyebabkan kematian prajurit TNI Angkatan Darat (AD) yang bertugas di Batalion Teritorial Pembangunan (TP) 834 Waka Nga Mere Nagekeo, NTT, tersebut.
Tuntutan keluarga Prada Lucky bahkan disampaikan perwakilan keluarga dengan nada amarah di tengah suasana duka saat pemakaman sang prajurit.
Prada Lucky Chepril Saputra Namo (23), merupakan seorang prajurit TNI AD yang bertugas di Batalion TP 834 Waka Nga Mere Nagekeo, NTT.
Ia meninggal dunia pada Rabu (6/8/2025), diduga akibat dianiaya seniornya.
Sebelum meninggal, Lucky telah menjalani perawatan intensif di Unit Perawatan Intensif (ICU) RSUD Aeramo, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur.
Komandan Brigade Infanteri (Brigif) 21/Komodo, Letkol Inf Agus Ariyanto sebelumnya membenarkan bahwa salah satu prajurit di Batalion Teritorial Pembangunan (TP) 834 meninggal.(K57-12).
Di tengah prosesi pemakaman, keluarga Prada Lucky pun meluapkan kemarahan dan tuntutannya agar kasus kematian itu diusut.
Suasana duka dalam ibadah pemakaman Prada Lucky pun berubah menjadi mimbar tuntutan keadilan yang sarat amarah pada Sabtu (9/8/2025).
Di hadapan ribuan pelayat di Rumah Dinas TNI AD Kodim 1617 Rote Ndao, yang berada di Kuanino, Kecamatan Kota Raja, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Otniel, perwakilan keluarga Prada Lucky Chepril Saputra Namo (23), dengan suara bergetar namun tegas mendesak pimpinan TNI mengusut tuntas kasus ini.
Sebab, kematian Prada Lucky adalah sebuah pembantaian, bukan wafat di medan perang.
"Kepada pimpinan tertinggi (TNI) yang punya wewenang. Usut semua sampai tuntas. Karena ketika kita biarkan, citra TNI pasti tercoreng," kata Otniel.
"Kita mau biarkan mereka, atau mempertahankan citra TNI. Bapa ibu, TNI adalah kebanggaan rakyat tetapi jika kita biarkan, maka ini akan mencoreng nama besar TNI," tambah Otniel.
Menurut Otniel, keluarga tidak menyesali kematian Lucky, karena bagi keluarga hidup dan mati tidak bisa terpisahkan. Bagaikan dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan.
Namun yang disesalkan adalah cara dari kematian Lucky.
"Kami dipaksa untuk kuat karena keadaan, kami dipaksakan untuk ikhlas karena kenyataan," ujar Otniel. "Kalau anak kami gugur di medan juang, tentunya kami akan menangis kegirangan. Tapi anak kami meninggal dalam pembantaian," sambungnya.
Viral Tunjangan Rumah 50 Juta, Nafa Urbach Kini Janjikan Gaji-Tunjangan untuk Guru di Dapilnya |
![]() |
---|
Cek Jadwal dan Lokasi Pemadaman Listrik DIY Hari Ini Kamis 27 Agustus 2025 |
![]() |
---|
Info Prakiraan Cuaca BMKG di DI Yogyakarta Hari Ini Kamis 27 Agustus 2025, Hujan Ringan Merata |
![]() |
---|
5 Zodiak Candu Hoki Hari Ini Kamis 27 Agustus 2025, Taurus Sagitarius Rebut Posisi Teratas |
![]() |
---|
6 Shio Penebar Hoki Hari Ini Kamis 27 Agustus 2025, Shio Kerbau Shio Macan Hidup Bak Aliran Sungai |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.