Berita Viral
Mengapa Lembaga AS Sering Umumkan Gempa di Indonesia? Ini Penjelasan BMKG dan Perbandingannya
Publik Tanah Air kembali ramai membahas kehadiran lembaga luar negeri, terutama dari Amerika Serikat, dalam melaporkan kejadian gempa bumi
Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Bunga Kartikasari
TRIBUNJOGJA.COM - Publik Tanah Air kembali ramai membahas kehadiran lembaga luar negeri, terutama dari Amerika Serikat, dalam melaporkan kejadian gempa bumi di Indonesia.
Salah satu yang sering disorot adalah United States Geological Survey (USGS) yang kerap menjadi yang pertama menginformasikan gempa, bahkan terkadang bersamaan atau mendahului Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Fenomena ini membuat banyak warganet bertanya-tanya. Akun X (dulu Twitter) @Arani***, misalnya, mempertanyakan kecepatan USGS dalam mendeteksi gempa yang terjadi ribuan kilometer jauhnya dari pusat operasinya di Amerika.
"Kenapa USGS sering ikutan bikin pengumuman tentang gempa yang terjadi di Indo, kedeteksi kah sampai sana? Padahal kan Amerika jauh banget sekali," tulisnya pada Kamis (24/7/2025).
Unggahan tersebut dibalas oleh pengguna lain yang menjelaskan bahwa USGS memiliki sistem global bernama Global Seismographic Network, yang bekerja sama dengan lembaga riset IRIS (Incorporated Research Institutions for Seismology). Sistem inilah yang memungkinkan USGS untuk turut memantau aktivitas seismik di seluruh dunia, termasuk di wilayah Indonesia.
BMKG Vs USGS: Siapa Lebih Akurat?
Menanggapi fenomena ini, Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, memberikan penjelasan bahwa USGS memang memiliki mandat global dalam memantau gempa.
Dengan dukungan jaringan sensor internasional yang tersebar luas, mereka dapat mendeteksi pergerakan seismik dari berbagai belahan dunia.
“USGS memang punya mandat pemantauan gempa secara global. Mereka dilengkapi jaringan sensor di banyak negara dan menjalankan prinsip kolaborasi serta transparansi data antarnegara,” jelas Daryono seperti yang dikutip Tribunjogja.com dari laman Kompas.com, Senin (28/7/2025).
Namun, Daryono menegaskan bahwa untuk gempa yang terjadi di Indonesia, BMKG tetap menjadi sumber data utama.
Mengapa? Karena jaringan sensor BMKG jauh lebih padat di wilayah nusantara, membuat data yang dihasilkan lebih akurat untuk wilayah lokal terutama untuk gempa-gempa kecil atau dangkal yang berdampak langsung pada masyarakat.
“Kami punya jaringan sensor yang lebih rapat di seluruh Indonesia. Ini penting untuk memperoleh data yang akurat dan cepat demi keperluan mitigasi bencana,” tegasnya.
Bagaimana Sensor Gempa Bisa Deteksi dari Jauh?
Meskipun Amerika berjarak ribuan kilometer dari Indonesia, jarak fisik sebenarnya bukan kendala besar dalam mendeteksi gempa bumi.
Gelombang seismik dari gempa menyebar ke seluruh permukaan bumi, dan jaringan sensor global seperti milik USGS bisa menangkapnya secara real time.
USGS memanfaatkan teknologi pemrosesan cepat, memungkinkan mereka mengidentifikasi gempa tak lama setelah terjadi, meskipun dari jarak sangat jauh.
“Gelombang seismik itu merambat ke seluruh dunia. USGS dengan sistem globalnya tetap bisa mendeteksi sinyal gempa dari Indonesia, bahkan hampir bersamaan waktunya dengan kami,” ungkap Daryono.
6 Fakta Aturan KPU Terbaru Soal Dokumen Capres-Cawapres Jadi Informasi Publik yang Dikecualikan |
![]() |
---|
Viral Video Prabowo di Bioskop, Ternyata Sudah Berakhir Penayangannya |
![]() |
---|
Rangkuman Kontroversi Yudo Sadewa Anak Menkeu Purbaya, Pamer BCA Prioritas dan Hina Rakyat Kecil |
![]() |
---|
Kelanjutan Kasus Ferry Irwandi, Menurut UU ITE dan Putusan MK, TNI Tidak Boleh Laporkan Warga Sipil |
![]() |
---|
VIRAL Aksi Ugal-ugalan Remaja di Klaten, Polisi Amankan Tujuh Motor dan Sejumlah Pelajar SMP |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.