Tiga Gerai Kopdes Merah Putih Bangunharjo Belum Beroperasi, Ketua Koperasi Ungkap Penyebabnya

Tiga gerai yang belum beroperasi itu berupa apotek/klinik, logistik pengiriman paket, dan gerai simpan pinjam.

TRIBUNJOGJA.COM/ Neti Istimewa Rukmana
PRODUK KOPDES: Ketua Kopdes Merah Putih Bangunharjo, Yeri Widarnanto, sedang mengecek sejumlah produk di Kopdes Merah Putih Bangunharjo, Kamis (24/7/2025). 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Tiga gerai dari total enam gerai milik Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih Bangunharjo, Kapanewon Sewon, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, belum beroperasi. 

Pasalnya, saat ini operasional kopdes tersebut masih menunggu regulasi dari pusat.

Tiga gerai yang belum beroperasi itu berupa apotek/klinik, logistik : pengiriman paket, dan gerai simpan pinjam.

"Di sini kan ada enam gerai, mulai dari gerai sembako, gerai gas, gerai pupuk, gerai apotek/klinik, gerai logistik : pengiriman paket, sampai gerai simpan pinjam. Memang untuk tiga gerai yakni apotek/klinik, logistik : pengiriman paket, dan gerai simpan pinjam, sementara ini belum beroperasi," kata Ketua Kopdes Merah Putih Bangunharjo, Yeri Widarnanto, kepada Tribunjogja.com, di Kopdes Merah Putih Bangunharjo, Kamis (24/7/2025).

Tiga gerai itu belum beroperasi, selain dikarenakan masih menunggu regulasi dari pusat, kata Yuri juga belum ada pencairan dana pinjaman dari Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB).

Pencarian dana pinjaman dari LPDB dimungkinkan baru cair pada awal sampai minggu kedua Agustus 2025.

Lanjutnya, tiga gerai itu baru bisa buka apabila sudah ada pencarian dana dari LPDB dengan nominal yang cukup besar.

Sebab, operasional tiga gerai itu membutuhkan anggaran yang cukup besar. Sebagai contoh untuk operasional gerai apotek/klinik, setidaknya harus mengantongi izin operasional apotek dan klinik dan pengurusan izin membutuhkan anggaran. 

"Lalu, apotek/klinik itu kan minimal ada dua petugas apotek dan dua dokter umum. Nah, itu sedang kami cari dan ketika mereka bertugas kan perlu diberikan honor atau gaji. Karena, kita belum ada anggaran untuk menggaji mereka, jadi sementara ini juga belum beroperasi layanan gerai tersebut," jelasnya. 

Di samping itu, saat ini, pihaknya baru mendapatkan persetujuan untuk mengoperasikan tiga gerai dari LPDB dengan nominal pinjaman sekitar Rp380 juta. Anggaran itu untuk mengoperasikan kebutuhan gerai sembako, gas, dan pupuk. 

Hasilnya, saat ini sejumlah produk yang dijual dari tiga gerai itu sudah banyak dibeli oleh masyarakat setempat. Sebagai contoh untuk gerai gas, kata Yeri, dari 20 tabung gas elpiji tiga kilogram yang disediakan, saat ini hanya tersisa tiga tabung gas elpiji subsidi.

"Memang, untuk tabung gas subsidi ini peminatnya ternyata cukup banyak. Sebenarnya, di gerai itu kami juga menyediakan dua tabung gas non subsidi yakni gas dengan kapasitas 5,5 kilogram dan 12 kilogram. Tapi, sepertinya masyarakat belum tahu, jadi dua tabung itu masih tersedia," paparnya. 

Selain itu, kata Yeri, mekanisme penjagaan gerai Kopdes Merah Putih saat ini memberdayakan satu karyawan dan satu manajer, walau karyawan dan manajer itu sudah direkrut oleh pihaknya.

Maka, penjaga gerai tersebut, sementara ini dilakukan oleh anggota Kopdes Merah Putih. 

"Karena, kalau memberdayakan karyawan dan penjaga itu nanti mau bayar atau ngasih gaji ke mereka, gimana gitu ya. Karena uang pinjaman Rp380 juta itu baru untuk mengisi komoditas di tiga gerai dan kebutuhan operasional lainnya. Mungkin nanti awal dan pertengahan Agustus 2025 itu baru bisa memberdayakan karyawan dan manajer itu," tutupnya. (Nei)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved