PSIM Yogyakarta
Lampu Hijau PSIM Yogyakarta Berkandang di Stadion Maguwoharjo, Begini Penegasan Sri Sultan HB X
Menurut Sultan, penggunaan Stadion Maguwoharjo tidak boleh dibatasi hanya untuk warga atau klub tertentu
Penulis: Hanif Suryo | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUNJOGJA.COM - Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, menegaskan bahwa Stadion Maguwoharjo Sleman merupakan fasilitas publik yang dibangun dengan dana negara untuk kepentingan seluruh masyarakat DIY, bukan hanya untuk satu kabupaten atau klub tertentu.
Pernyataan ini disampaikan Sultan menanggapi polemik terkait rencana PSIM Yogyakarta berkandang di Stadion Maguwoharjo Sleman pada kompetisi Liga 1 2025.
Menurut Sultan, penggunaan Stadion Maguwoharjo tidak boleh dibatasi hanya untuk warga atau klub tertentu karena statusnya sebagai aset publik yang pembangunannya didanai oleh APBN.
Artinya, stadion tersebut harus dapat dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat DIY maupun pihak lain yang membutuhkan sesuai ketentuan.
“Ya kan terserah pemerintah daerah, mosok bangun stadion hanya untuk rakyatnya (Sleman) sendiri. Sleman kan bagian dari DIY,” ujar Sultan di Kompleks Kepatihan, Kamis (24/7/2025).
Sultan juga menegaskan bahwa penggunaan stadion ini tidak gratis karena ada mekanisme penyewaan. Oleh karena itu, klub manapun yang membayar sewa sesuai ketentuan berhak menggunakan fasilitas tersebut.
“Kan (sewa) bukan gratis. Sama yang lain (klub) dari luar Jogja saja bisa, malah dengan PSIM nggak boleh. Wong ra gratis. Kalau gratis, itu masalah lain. Mosok yang di Mandala Krida yang boleh hanya yang di Kota. Kan bukan begitu. Itu untuk kepentingan publik,” jelas Sultan.
Lebih lanjut, Sultan mengkritisi pola pikir yang membatasi penggunaan stadion hanya untuk klub tertentu. Menurutnya, fasilitas publik seperti stadion harus dimanfaatkan semaksimal mungkin demi kepentingan bersama dan mendukung pembangunan daerah.
“Itu kan juga anggaran APBN (pembangunan stadion) ya kan sebetulnya siapapun bertanding disana dari Papua sama mana bertanding kan juga boleh masa dari Kota Jogja enggak boleh kan gak logis terlalu cupet (sempit) pola pikirnya,” ujarnya.
Ia juga meminta adanya koordinasi dan komunikasi antara Pemerintah Kabupaten Sleman dan Pemerintah DIY agar penggunaan stadion ini berjalan sesuai prinsip pemerintahan DIY, yaitu berbagi manfaat secara adil bagi seluruh wilayah.
“Makanya saya minta perlu ada rembukan bersama Pak Bupati. Ya aneh kalau tidak boleh. Fasilitas publik seperti itu harus dimanfaatkan seluas-luasnya untuk masyarakat,” imbuhnya.
Sebagai informasi, Stadion Maguwoharjo Sleman selama ini menjadi markas utama PSS Sleman. Namun pada musim kompetisi Liga 1 tahun ini, PSIM Yogyakarta yang berstatus tim promosi mengajukan stadion tersebut sebagai kandang mereka menyusul belum optimalnya kesiapan Stadion Mandala Krida yang biasa digunakan.
Langkah ini menimbulkan pro dan kontra di kalangan suporter, khususnya terkait rivalitas PSIM dan PSS Sleman. Namun dengan penegasan Sultan, diharapkan polemik tersebut dapat mereda dan seluruh pihak memahami bahwa stadion merupakan milik publik, bukan hanya milik satu klub atau wilayah administratif.
Anton Fase Beberkan Alasan Gabung PSIM Yogyakarta, Dukungan Suporter Jadi Faktor Utama |
![]() |
---|
PSIM Yogyakarta Resmikan Anton Fase eks Rekan Ole Romeny di Klub Belanda |
![]() |
---|
Suporter PSIM Yogyakarta Komitmen Jaga Kondusivitas, Tolak Aremania Datang |
![]() |
---|
Duet Bek PSIM Yogyakarta Siap Redam Agresivitas Striker Haus Gol Arema FC |
![]() |
---|
PSIM Yogyakarta Lawan Arema FC di Stadion Sultan Agung Bantul, Van Gastel Puji Manajemen |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.