Rangkuman Pengetahuan Umum

Penjelasan Lengkap Hewan Berdarah Panas dan Berdarah Dingin: Perbedaan, Ciri, dan Contohnya

Pemahaman tentang hewan berdarah panas dan berdarah dingin penting untuk diketahui, terutama bagi pelajar

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Ikrob Didik Irawan
pixabay
Ilustrasi : Penjelasan Lengkap Hewan Berdarah Panas dan Berdarah Dingin: Perbedaan, Ciri, dan Contohnya 

TRIBUNJOGJA.COM – Dalam dunia hewan, terdapat dua golongan utama berdasarkan cara mereka beradaptasi terhadap suhu lingkungan, yaitu hewan berdarah panas dan hewan berdarah dingin.

Kedua istilah ini merujuk pada kemampuan hewan dalam mempertahankan suhu tubuhnya terhadap perubahan suhu lingkungan.

Pemahaman tentang hewan berdarah panas dan berdarah dingin penting untuk diketahui, terutama bagi pelajar, pencinta hewan, dan siapa saja yang ingin memahami bagaimana makhluk hidup bertahan di lingkungannya.

Lantas, apa sebenarnya perbedaan antara hewan berdarah panas dan berdarah dingin? Berikut penjelasan lengkapnya.

 
Apa Itu Hewan Berdarah Panas dan Berdarah Dingin?

Secara ilmiah, penggolongan hewan ini dikenal dengan istilah homoiterm dan poikiloterm.

Hewan homoiterm disebut sebagai hewan berdarah panas, sedangkan poikiloterm merupakan istilah untuk hewan berdarah dingin.

Pengelompokan ini didasarkan pada kemampuan hewan dalam mengatur suhu tubuh mereka saat suhu lingkungan berubah.

Hewan berdarah panas mampu menjaga suhu tubuhnya tetap stabil, sementara hewan berdarah dingin suhu tubuhnya akan berubah-ubah mengikuti suhu lingkungan di sekitarnya.

Baca juga: Materi Pelajaran IPA Kelas VII : Pengelompokan Hewan dan Contoh Avertebrata dan Vertebrata

 
Ciri-Ciri Hewan Berdarah Panas (Homoiterm)

Hewan homoiterm memiliki kemampuan termoregulasi, yaitu menjaga suhu tubuhnya agar tetap konstan meski lingkungan berubah-ubah.

Ini berarti ketika lingkungan panas, tubuh mereka bisa mendinginkan diri, dan ketika dingin, tubuh mereka bisa menghasilkan panas tambahan.

Ciri-Ciri Utama:

  • Suhu tubuh stabil, berkisar antara 30°C hingga 40°C.
  • Dapat berkeringat atau terengah-engah saat suhu panas.
  • Proses metabolisme tidak terpengaruh suhu lingkungan.
  • Tidak memiliki fase khusus untuk bertahan dari perubahan suhu ekstrem.
  • Umumnya lebih aktif di berbagai kondisi cuaca.

Contoh Hewan Berdarah Panas:

Mamalia: kucing, anjing, gajah, manusia.

Burung: ayam, burung pipit, elang.
 
Ciri-Ciri Hewan Berdarah Dingin (Poikiloterm)

Berbeda dengan homoiterm, hewan poikiloterm tidak memiliki kemampuan untuk mengatur suhu tubuh secara mandiri.

Suhu tubuh mereka akan naik ketika suhu lingkungan meningkat, dan menurun ketika suhu lingkungan menurun.

Ciri-Ciri Utama:

  • Suhu tubuh berubah-ubah mengikuti lingkungan.
  • Metabolisme dipengaruhi suhu sekitar.
  • Mengalami fase hidup khusus untuk bertahan dari suhu ekstrem:
    Hibernasi: tidur panjang saat cuaca dingin.
    Estivasi: tidak aktif saat cuaca sangat panas.
    Sering berjemur untuk meningkatkan suhu tubuh atau bersembunyi untuk mendinginkan diri.

Contoh Hewan Berdarah Dingin:

Reptil: kadal, ular, buaya.

Amfibi: katak, salamander.

Ikan: ikan mas, hiu.

Serangga: kupu-kupu, belalang.

Invertebrata lain: cacing tanah, ubur-ubur.

Demikian penjelasan lengkap mengenai hewan berdarah panas (homoiterm) dan berdarah dingin (poikiloterm).

Kedua jenis hewan ini memiliki cara beradaptasi yang sangat berbeda terhadap suhu lingkungan, dan masing-masing menunjukkan betapa menakjubkannya ciptaan Tuhan dalam menghadapi berbagai kondisi alam. (*)

 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved