Hati Nurani Suyono Terketuk Saat Dengar Dua Warganya Disekap dan Dirantai di Boyolali

Dua bocah asal Desa Klidang Wetan, Kecamatan Batang, MAF (11) dan adiknya VMR (6) disekap dan dirantai oleh Siswono Putro di Boyolali

Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
dok. Wabup Suyono
BAWA PULANG - Wakil Bupati Batang, Suyono saat menemui dua bocah asal Batang yang menjadi korban penyekapan.Suyono menyebut telah berkomunikasi dengan pihak di Boyolali untuk membawa pulang anak-anak tersebut dan berencana memondokkan mereka di Pondok Pesantren Darul Ulum milik Ketua MUI Batang di Desa Tragung, Kecamatan Kandeman. 

TRIBUNJOGJA.COM, BATANG - Dua bocah asal Desa Klidang Wetan, Kecamatan Batang, MAF (11) dan adiknya VMR (6) disekap dan dirantai oleh Siswono Putro (65), warga  Dukuh Mojo, Kecamatan Andong, Kabupaten Boyolali.

Tak hanya dua bocah malang itu, di rumah milik Siswono Putro, juga ada dua bocah asal Semarang berinisial  SAW (14) dan IAR (11) yang mengalami nasib serupa.

Bahkan empat bocah itu hanya diberi makan singkong rebus selama sebulan terakhir oleh pelaku.

Beruntung, kasus penyekapan dan penganiayaan itu berakhir setelah warga menemukan para korban.

Kasus itu kemudian langsung diproses oleh aparat kepolisian, dimana Siswono Putro sudah ditetapkan menjadi tersangka.

Kasus penyekapan empat bocah itu kemudian viral dan menjadi perhatian publik.

Tak hanya dari warga di Boyolali, namun juga mendapatkan perhatian serius dari Wakil Bupati Batang, Suyono.

Sebab, dua dari 4 bocah yang disekap adalah warganya.

Sebagai bentuk pertanggungjawaban sebagai orang nomor dua di Kabupaten Batang, Suyono secara khusus menjemput MAF dan VMR ke Boyolali.

Suyono menegaskan kedatangannya ke Boyolali menjemput MAF dan VMR bukan sekadar urusan birokrasi saja.

Namun soal nurani sebagai manusia.

Menurut Suyono, bocah-bocah yang disekap itu harus diselamatkan.

"Anak-anak ini harus kita selamatkan,” kata Suyono, Selasa (15/7/2025).

Baca juga: Satu Masalah Muncul dalam Transfer Hugo Ekitike ke Liverpool

Berdasarkan informasi,  MAF dan VMR selama ini memang merupakan anak yatim.

Sementara sang ibu harus merantau ke Jakarta untuk mencari uang karena suaminya telah meninggal dunia.

Suyono mengaku setelah mendengar kabar ada warganya yang disekap dan dirantai di Boyolali, dirinya langsung berkomunikasi dengan pihak terkait di Boyolali untuk membawa pulang keduanya.

Rencananya, kata Suyono,  MAF dan VMR akan dipondokkan di Pondok Pesantren Darul Ulum milik Ketua MUI Batang di Desa Tragung, Kecamatan Kandeman.

“Saya biayai penuh sampai tuntas. Bahkan pagi tadi sudah saya koordinasikan langsung,” imbuhnya.

Tak hanya menyiapkan tempat tinggal dan pendidikan, Pemkab Batang juga berkomitmen memberikan pendampingan psikologis agar trauma mendalam yang mereka alami bisa perlahan dipulihkan.

“Dinas Sosial akan mendampingi mereka agar bisa kembali percaya diri dan melewati masa sulit ini,” imbuh Suyono.

Kasus tersebut viral pada Minggu 13 Juli 2025 malam di Masjid Darussalam, Dukuh Kacangan, Kecamatan Andong, Boyolali, Jawa Tengah.

Seorang bocah berusia 11 tahun yang tertangkap basah sedang berusaha mengambil kotak amal.

Ketika ditanya, Fajar hanya menunduk dan menjawab lirih, “Saya mau beli makanan buat adik saya yang kelaparan.”

Jawaban polos itu membuka tabir bahwa Fajar dan tiga anak lainnya dua dari Batang dan dua dari Semarang telah disekap di rumah milik Siswono Putro (65) di Dukuh Mojo, Kecamatan Andong. 

Mereka hidup seadanya, hanya mengandalkan singkong rebus sebagai makanan selama sebulan terakhir.

Faris (36), warga Dukuh Magersari, menjadi saksi pertama atas kondisi mengenaskan anak-anak tersebut.

Ia membawa Fajar pulang ke rumah itu dan terkejut melihat tiga anak lainnya tidur dengan kaki dirantai di luar ruangan.(*)

 

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved