100 Sekolah Rakyat Permanen Bakal Dibangun Mulai September 2025, Siap Beroperasi Tahun Depan

Pada September mendatang, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) akan memulai proyek pembangunan 100 Sekolah Rakyat permanen tersebut.

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
Dok.Istimewa
SEKOLAH RAKYAT - Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf saat meninjau aktivitas Sekolah Rakyat di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Regional III Yogyakarta, Rabu (16/7/2025). 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Sebanyak 100 titik sekolah rakyat berstatus permanen bakal dibangun di berbagai daerah mulai September 2025 mendatang.

Menteri Sosial (Mensos) RI, Saifullah Yusuf, mengatakan bangunan anyar tersebut disiapkan sebagai pengganti sekolah rakyat yang masih memanfaatkan gedung-gedung milik instansi pemerintahan.

Rencana itu disampaikannya selepas menyambangi Sekolah Rakyat di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Regional III Yogyakarta, Rabu (16/7/2025).

"Tahun ini akan dibangun 100 titik Sekolah Rakyat. Seperti di sini, sifatnya sementara, tahun depan akan menggunakan gedung permanen," katanya.

Dijelaskan, pada September mendatang, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) akan memulai proyek pembangunan 100 Sekolah Rakyat permanen tersebut.

Akan tetapi, lahan sekolah yang dikhususkan untuk warga desil satu itu disediakan secara mandiri oleh pemerintah daerah di level kabupaten/kota atau provinsi.

"Gedungnya dibangun Kementerian PU atas arahan presiden. Total titik 100 yang dari pemerintah. Tapi, nanti ada partisipasi swasta juga," ungkapnya.

"Jadi, jumlahnya (sekolah rakyat) bisa lebih dari 100. Tahun ini dibangun, tahun depan insyaallah selesai," imbuh menteri yang akrab disapa Gus Ipul itu.

Baca juga: Hari Pertama Sekolah Rakyat 19 Bantul Disambut Antusias Siswa dan Orang Tua

Lebih lanjut, Mensos menyampaikan, kegiatan sekolah rakyat yang digelar di BBPPKS Regional III Yogyakarta beberapa hari terakhir ini berlangsung relatif lancar.

Meski ada beberapa kendala kecil, kepala sekolah dan tenaga kependidikan terbukti mampu mengatasinya, sehingga tidak mempengaruhi antusiasme siswa.

"Ada siswa sakit, satu dua, kemudian rindu rumah, tapi secara umum bisa diatasi. Ada juga masalah kurang air, listriknya putus, itu juga sudah diatasi. Secara umum alhamdulillah semuanya bisa berjalan," ungkapnya.

"Kepala sekolah sudah ikut pembekalan, sehingga punya inisiatif jika ada kendala-kendala. Ketika ada masalah, mereka bisa mengantisipasi dan mencari solusi," pungkas Mensos. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved