Indonesian Mythology jadi Panggung Unjuk Karya Mahasiswa Desain Busana AKS-AKK Yogyakarta

Program Studi Desain Busana AKS AKK Yogyakarta menggelar fashion show bertema Indonesian Mythology sebagai bentuk tugas akhir

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA/Ardhike Indah
FASHION SHOW : Mahasiswa AKS-AKK Yogyakarta menampilkan karya mereka di Main Atrium Plaza Ambarrukmo Yogyakarta, Senin (14/7/2025) 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Setelah sukses menggelar trunk show sebagai tugas mata kuliah di awal tahun, mahasiswa Program Studi Desain Busana Akademi Kesejahteraan Sosial (AKS) AKK Yogyakarta kembali menghadirkan perhelatan yang lebih besar dan ambisius.

Kali ini, mereka menyelenggarakan acara fashion show bertema Indonesian Mythology sebagai bentuk tugas akhir dan bagian dari mata kuliah Gelar Cipta Busana.  

Digelar pada Senin, 14 Juli 2025, di Main Atrium Plaza Ambarrukmo, ajang ini menjadi panggung ekspresi dari 32 desainer muda yang merupakan mahasiswa semester enam.

Sebanyak 64 busana ditampilkan oleh 22 model profesional, baik pria maupun wanita.

Setiap karya menjadi cerminan eksplorasi mereka terhadap mitos-mitos Indonesia yang kemudian diinterpretasikan ke dalam desain busana modern.

Direktur AKS AKK Yogyakarta, Prihatin Saraswati, menjelaskan bahwa tema “Indonesian Mythology” dipilih untuk mendorong mahasiswa menggali warisan budaya Nusantara secara mendalam.

“Para mahasiswa kami tidak hanya mendesain baju, mereka menggali cerita, menemukan motif, dan memaknai mitologi Indonesia, lalu menerjemahkannya menjadi karya fashion yang relevan dan penuh karakter,” ungkapnya.

Lebih dari sekadar ujian akhir, acara ini juga menjadi ruang diseminasi karya mahasiswa ke khalayak luas, termasuk pelaku industri dan masyarakat umum.

“Kami berharap, karya-karya ini tidak hanya berhenti di atas runway, tapi bisa diadopsi industri, menjadi inspirasi pasar, dan membuka peluang kolaborasi,” tambah Prihatin.

Dalam proses pembelajarannya, mahasiswa AKS AKK memang dibentuk untuk aktif sejak awal.

Mereka diwajibkan mempublikasikan hasil praktik di media sosial dan rutin mengikuti lomba fashion.

Baca juga: Kopdes Merah Putih di Bantul Ditargetkan Beroperasi Agustus 2025

Hal ini dilakukan agar kreativitas mereka terus diasah dan siap bersaing di industri nyata.

Senada dengan itu, Dosen Prodi Desain Busana, Hari Agung Wicaksono, menekankan bahwa acara ini bukan hanya sekadar pertunjukan karya, melainkan juga perjalanan pencarian jati diri.

“Kami ingin mahasiswa menemukan identitas mereka sendiri lewat busana yang mereka ciptakan. Bukan sekadar ikut tren, tapi menciptakan tren lewat ciri khas masing-masing,” jelasnya.

Menurutnya, dari proses penciptaan yang orisinal ini, mahasiswa tak hanya menghasilkan busana, tapi juga membuka potensi lain seperti aksesori, tas, dan produk kerajinan berbasis fashion.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved