ASN Kemlu Asal Jogja Meninggal

Kesaksian Kakak Ipar Diplomat Kemlu Lihat Adiknya Gelisah Sejak Malam

keluarga Diplomat Almarhum Arya Daru Pangayunan, mengungkapkan cerita sebelum Daru ditemukan meninggal.

|
TRIBUNJOGJA.COM/ Neti Istimewa Rukmana
RUMAH DUKA - Jenazah Diplomat Ahli Muda Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Arya Daru Pangayunan, tiba di rumah duka, Jalan Munggur, Dusun Jombang, Padukuhan Karangbendo, Kalurahan Banguntapan, Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul, Rabu (9/7/2025) sore. 

Bantul Tribunjogja.com -- Penyebab kematian Diplomat Muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arya Daru Pangayunan masih jadi tanda tanya besar.

Satu-satunya yang ditunggu saat ini adalah penyelidikan polisi untuk mengungkap kasus ini.

Dan di Bantul, keluarga Diplomat Almarhum Arya Daru Pangayunan, mengungkapkan cerita sebelum Daru ditemukan meninggal.

Ada rasa kegelisahan istri Daru, Meta Ayu Puspitantri.

Kakak ipar Daru, Meta Bagus, mengatakan, sehari sebelum ditemukan meninggal dunia atau sekitar pukul 21.00 WIB, Pita, sapaan akrab istri almarhum Daru sempat menjalin komunikasi dengan Daru.

"Dia (Daru) habis beli baju di Grand Indonesia lagi ngantre taxi.

"Terus, dikontak-kontak (oleh Pita) enggak bisa sampai pagi," kata Bagus, kepada awak media, di rumah duka, Jalan Munggur, Jomblang, Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, Senin (14/7/2025).

Malam itu, Pita berusaha menghubungi Daru dari rumahnya di Jomblang sambil duduk. 

Hal itu sempat diketahui oleh Bagus. 

Kata Bagus, sebenarnya Pita jarang duduk di luar kamar pada waktu-waktu tersebut, bahkan bisa dikatakan hampir tidak pernah.

"Biasanya kan (jam segitu) sudah tidur sama anak-anaknya. (Bagus baru bisa) ketemu (dengan Pita) pas subuh gitu. Nah ini kok gak tidur," ucap Bagus.

Bagus pun bertanya kepada Pita kenapa tidak segera tidur. 

Kala itu, Pita menjawab sedang menunggu Daru dikarenakan tidak bisa dihubungi.

Kebiasaan Komunikasi

Bagus turut mengungkapkan bahwa Pita memiliki rasa khawatir yang luar biasa. 

Sebab, Pita dan Daru selalu menjalin komunikasi via telepon. 

Pasangan tersebut selalu menjalin komunikasi termasuk video call, walau sekadar menanyakan prihal sudah makan atau belum.

"Itu rutin. Jadi, ya, kalau ditanya tadi apakah resah ya resah. Karena, komunikasi mereka lancar banget," ucap Bagus.

Dikarenakan rasa khawatir tersebut, akhirnya Pita menelepon petugas kos tempat Daru tinggal di Jakarta. 

Ia menelepon petugas itu untuk meminta tolong mengecek keberadaan Daru.

"Sebenarnya telepon petugas kos itu dari malam. Tanya tolong dicek, tolong dicek, tolong dicek, karena kan memang Daru sedang kecapean," jelas Bagus.

Namun, keesokannya, ia, Pita, dan sekeluarga tiba-tiba dikejutkan dengan kabar meninggalnya Daru dalam keadaan kepala terlakban dan pintu kos yang terkunci dari dalam.

Kini, pihaknya masih menantikan hasil pemeriksaan kasus tersebut oleh pihak kepolisian. 

Pihaknya pun menyerahkan seluruh proses pemeriksaan dilakukan oleh pihak yang berwajib.

"Kan begini, proses terhadap kejadian ini masih berlangsung." 

"Nah kami sekeluarga menghargai proses yang sedang dilakukan oleh pihak berwajib dan segala sesuatunya mari kita tunggu bersam-sama," jelasnya.

Ia pun meyakini bahwa polisi akan mengusut kasus tersebut sesuai prosedur atau kaidah yang berlaku. 

"Hasilnya seperti apa. Karena kami percaya apa yang dilakukan oleh yang berwajib itu pasti sudah mengikuti kaidah yang ditetapkan. Ya kita tinggal tunggu saja perkembangannya," ucapnya.

Suka Menolong

Bagus turut menyampaikan bahwa semasa hidup, Daru memiliki kepribadian yang ceria dan menyenangkan. 

Bahkan, Bagus menilai bahwa Daru adalah sosok pahlawan bagi keluarga dan orang-orang di sekitarya.

"Nah tadi yang saya sampaikan, anaknya (Daru) itu entengan banget kalau nolong orang, itu saja," tutup dia.(nei)

Reaksi Tetangga di Bantul atas Kepergian Diplomat ASN Kemenlu RI Arya Daru Pangayunan

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved