Senja Wedding Bazaar Jadi Satu-satunya Pameran Pernikahan Outdoor di Jogja

Wedding bazaar outdoor satu-satunya di DIY tersebut berlangsung di Ndalem Notorahardjan pada 12-13 Juli 2025.

Tribun Jogja/ Christi Mahatma Wardhani
Suasana Senja Wedding Bazaar by Patron di Ndalem Notorahardjan, Minggu (13/07/2025). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Wedding Organizer Patron kembali menggelar pameran bertajuk Senja Wedding.

Wedding bazaar outdoor satu-satunya di DIY tersebut berlangsung di Ndalem Notorahardjan pada 12-13 Juli 2025.

Owner Wedding Organizer Patron, Yuna Patron mengatakan konsep outdoor sengaja dipilih agar para calon pengantin bisa lebih santai dan nyaman saat berdiskusi.

Ada lebih 40 vendor, mulai dari katering, dekorasi, dokumentasi, photo booth, seserahan, musik, dan lain-lain. 

“Kalau pameran di mall kan sudah biasa ya. Kami ingin yang berbeda, dan sejak pertama, tahun 2019, kami sengaja outdoor. Supaya ngobrolnya lebih santai, kayak di halaman rumah sendiri. Dan yang pasti kan nggak terganggu dengan tenant-tenant lain ya,” katanya, Minggu (13/07/2025).

“Tapi wedding organizer-nya hanya Patron. Ada lebih dari 40 vendor, lengkap. Dan di Senja ini, future couple (calon pengantin) juga bisa langsung merasakan, langsung bisa fitting, foto 360° juga bisa langsung, test food (makanan), dan lainnya. Jadi future couple bener-bener bisa merasakan langsung dan free,” sambungnya. 

Menurut dia, tren pernikahan setiap tahunnya berubah. Ada tren warna yang dipengaruhi oleh perkembangan fesyen global.

Perubahan tren pernikahan juga dipengaruhi oleh sosok terkenal. 

“Misal pernikahan Al Gazali kemarin, nah ini pernikahan adat Solo mulai meningkat lagi. Atau dekorasi anyaman, itu juga naik lagi karena pernikahan Luna Maya. Tokoh publik yang menikah ada memengaruhi tren, atau influencer di sosial media. Sekarang tren menikah dengan tamu banyak juga naik lagi,” lanjutnya. 

Ia menilai perkembangan tren pernikahan terbilang cepat. Sebagai pegiat industri pernikahan, tentunya ia harus adaptif dengan perkembangan tren pernikahan yang ada. 

Selain adaptif, pihaknya juga mengikuti prosedur yang ada, termasuk soal kontrak hingga penanganan wanprestasi. 

“Jadi kalau di Patron itu ada konsultasi dulu, wedding dream-nya seperti apa, nanti setelah itu kan ada timeline-nya. Termasuk kami ada kontraknya juga, layanan apa yang didapatkan. Nanti konsumen kan jadi bisa melihat, sesuai atau tidak dengan kontrak. Ini jadi salah satu cara kami, agar konsumen mempercayai kami,” terangnya. 

Yuna menambahkan Senja Wedding memang sengaja digelar saat bulan Suro. Hal itu karena ada kepercayaan masyarakat lokal terkait pantangan menikah di bulan Suro.

Pernikahan di bulan Suro pun memang sedikit. Sehingga dimanfaatkan Patron bersama industri lainnya untuk promosi bersama. 

“Biasanya kan pernikahan itu kan setelah lebaran haji, libur sekolah, long weekend, sama akhir tahun juga banyak. Nah makanya kami promosikan sekarang, saat Suro memang vendor banyak yang kosong. Harapannya nanti setelah ini bisa meningkat (penjualan),” imbuhnya. (*) 

 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved