Dari Lahan Parkir Eks Menara Kopi Kotabaru, Wisatawan Pilih Naik Becak ke Malioboro

Para tukang becak kini kembali mendapat penumpang—bahkan menjadi tumpuan utama wisatawan dari tempat parkir ke pusat keramaian.

Penulis: Hanif Suryo | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUNJOGJA.COM/ HANIF SURYO
PARKIR BARU: Area Parkir Malioboro yang berlokasi di lahan eks Menara Kopi, Kotabaru. 

TRIBUNJOGJA.COM- Relokasi lahan parkir bus pariwisata ke kawasan Kotabaru mengubah peta pergerakan wisatawan di Yogyakarta. Lantaran jarak yang cukup jauh dari Malioboro, becak kembali menjadi moda andalan.

Para tukang becak kini kembali mendapat penumpang—bahkan menjadi tumpuan utama wisatawan dari tempat parkir ke pusat keramaian.

“Banyak pengunjung merasa TKP ABA II terlalu jauh dari Malioboro, jadi akhirnya naik becak. Justru ini membuat rezeki terbagi lebih luas,” ujar Doni Rulianto, pengelola TKP ABA II atau parkir eks Menara Kopi Kotabaru.

Meskipun lokasi baru belum sepadat sebelumnya, tren kedatangan bus pariwisata menunjukkan peningkatan dalam dua akhir pekan terakhir. Misalnya pada Sabtu (5/7), tercatat ada 10 bus pariwisata yang masuk, disusul 12 bus pada Minggu (6/7). Jumlah tersebut naik signifikan dibanding minggu sebelumnya, di mana tidak satu pun bus pariwisata parkir di sana.

Menurut Doni, banyak sopir bus sempat kebingungan mencari lokasi parkir setelah TKP ABA ditutup. Sebagian memilih langsung ke Senopati atau Ngabean, tanpa mengetahui bahwa parkir ABA telah dialihkan. Merespons situasi ini, pengelola TKP ABA II menerapkan strategi “jemput bola” dengan menempatkan petugas di dua titik: sekitar Gardu Anim dan di seberang lahan parkir ABA II, guna mengarahkan bus ke lokasi baru.

"Minimal dua orang kami tugaskan, supaya sopir tidak bingung dan lalu lintas tetap lancar," tambahnya.

Kendati ada peningkatan, jumlah bus yang parkir di ABA II belum menyamai saat operasional di lokasi lama. 

“Dulu saat libur panjang, bisa sampai 60 bus keluar masuk dalam satu hari,” kata Doni.

Aktivitas di ABA II juga belum sepenuhnya pulih. Sekitar 40 persen pedagang telah membuka lapaknya, sementara sisanya masih bersiap. Menurut Doni, perputaran ekonomi mulai terasa ketika rombongan wisatawan turun dari bus dan berjalan ke arah Malioboro. Dalam perjalanan itu, mereka kerap berhenti membeli jajanan atau memilih naik becak, alih-alih berjalan kaki jauh.

Menariknya, hampir tidak ada kendaraan pribadi yang parkir di TKP ABA II. Doni menjelaskan bahwa sebagian besar mobil atau motor yang masuk ke lokasi tersebut hanyalah pelanggan dari pedagang kuliner di depan area parkir, bukan wisatawan Malioboro.

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved