Respons Bupati Bantul soal Kekeringan yang Melanda Tiga Pedukuhan di Trimurti Srandakan

Tiga pedukuhan di Kapanewon Srandakan yang mengalami kekeringan itu adalah Padukuhan Nengahan,  Srandakan, dan Bendo, beberapa waktu terakhir.

TRIBUNJOGJA.COM/ Neti Istimewa Rukmana
KATA BUPATI: Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, sedang membahas soal kekeringan di Kapanewon Srandakan, di sela-sela tugasnya, Kamis (3/7/2025). 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL  -  Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, merespons kondisi kekeringan di tiga padukuhan di Kalurahan Trimurti, beberapa waktu terakhir. 

Tiga pedukuhan di Kapanewon Srandakan yang mengalami kekeringan itu adalah Padukuhan Nengahan,  Srandakan, dan Bendo, beberapa waktu terakhir.

"Ya tentu saja, setelah jebol (di groundshill Sungai Progo Kapanewon Srandakan) akan ada dampak-dampak. Tetapi, sifatnya kan hanya sementara," katanya kepada awak media di sela-sela tugasnya, Kamis (3/7/2025).

Disampaikannya, saat ini, di Sungai Progo Kapanewon Srandakan sedang ada penyelesaian pembangunan groundshill baru.

Nantinya, apabilla pembangunan itu rampung, maka masyarakat terdampak yang di dekat Sungai Progo akan kembali berjalan normal.

"(1.500 jiwa yang terdampak kekeringan air bersih) apakah itu karena groundshill saja atau karena ada dampak hal-hal lain. Ini kan saya tidak bisa mengatakan secara pasti, karena memang belum ada kajian," jelas Halim.

Dikonfirmasi terpisah, Penata Teknik PPK Sungai dan Pantai 2, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak, Johar Ismangali, mengaku sudah mendengar kabar tersebut.

Akan tetapi pihaknya belum bisa memastikan penyebab kekeringan sumur di Kapanewon Srandakan.

"Kita belum tahu persis apakah itu benar dari kerusakan groundshill atau gimana," ujar dia.

Johar juga menyampaikan bahwa pihaknya belum lihat lokasi terdampak tersebut. Akan tetapi, dalam waktu dekat ini, akan ada tim dari BBWSSO yang turun untuk mengecek lokasi kejadian dan keparahan dampak kekeringan tersebut.

"Jadi apakah itu beneran dampak dari groundshill yang rusak itu atau bagaimana, ya perlu kami cek dulu," tutur Johar.

Di sisi lain, Johar juga menyampaikan bahwa saat ini pihaknya juga masih melakukan lelang pengerjaan groundshill. Setelah lelang dilakukan, akan ada pengerjaan yang dimungkinkan berlangsung sejak Agustus 2025 sampai Desember 2026.

Akan tetapi, pada beberapa waktu lalu, pihaknya juga sudah melakukan pengerjaan perbaikan darurat terhadap groundshill yang jebol. Pengerjaan itu untuk mengantisipasi dampak lain dan hanya bersifat sementara.

"Kami harap pembangunan groundshill baru nanti bisa berjalan optimal," tandas dia.(nei)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved