Mandiri Jogja Marathon 2025, Etalase Sport Tourism dan Toleransi Budaya di Candi Prambanan

Mandiri Jogja Marathon 2025 menjadi momentum penting bagi Yogyakarta dalam memperkuat citra sebagai destinasi sport tourism berkelas dunia. 

Dok.Istimewa
MANDIRI MARATHON - Ribuan pelari dari dalam dan luar negeri memulai lomba dari garis start Mandiri Jogja Marathon 2025 di kawasan Candi Prambanan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu (22/6/2025). Tahun ini, ajang diikuti 9.200 peserta dari 17 negara. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Bukan sekadar ajang olahraga, Mandiri Jogja Marathon (MJM) 2025 yang digelar pada Minggu (22/6/2025) menjadi momentum penting bagi Yogyakarta dalam memperkuat citra sebagai destinasi sport tourism berkelas dunia. 

Kegiatan ini tak hanya menghadirkan pengalaman berlari, tetapi juga menjadi etalase sejarah, budaya dan nilai toleransi di Nusantara.

Sebanyak 9.200 pelari dari 17 negara ambil bagian dalam event ini.

Mereka diajak melintasi rute eksotis yang menyuguhkan langsung panorama warisan budaya dunia, mulai dari Candi Prambanan, Candi Lumbung, Candi Sewu, hingga Candi Bubrah dan Monumen Plataran.

"Rutenya memberikan pengalaman visual khas kawasan Prambanan Yogyakarta yang selalu jadi daya tarik para pelari terutama dari mancanegara,” ujar Race Director MJM 2025, Pandu Bagus Buntaran.

Rute tersebut tak hanya menyuguhkan estetika, tetapi juga edukasi sejarah.

Pandu menyebut, pengalaman visual yang didapat pelari mancanegara dapat menjadi referensi untuk menjadikan Yogyakarta sebagai destinasi utama karena kekayaan situs sejarahnya.

Candi Prambanan yang dikenal sebagai candi Hindu, berdiri berdampingan dengan sejumlah candi Buddha seperti Candi Sewu dan Candi Lumbung. 

“Nilai-nilai toleransi di masa silam ini adalah daya tarik tersendiri bagi wisatawan,” ujar Pandu. 

Baca juga: Ratusan Hasher Meriahkan 20 Tahun Prambanan Hash

Candi Sewu yang dibangun pada abad ke-8 M adalah kompleks candi Buddha terbesar kedua di Indonesia setelah Borobudur, dan hanya berjarak sekitar 800 meter dari Prambanan.

Dari sisi teknis, MJM 2025 pun menjanjikan kualitas internasional. Rute yang disiapkan telah tersertifikasi oleh Association of International Marathons and Distance Races (AIMS), memungkinkan pencatatan waktu resmi untuk pelari nasional dan internasional.

Kepala Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta, Imam Pratanadi, menilai MJM menjadi salah satu tulang punggung promosi pariwisata yang efektif. 

"Untuk mengerek kunjungan mancanagara itu, yang sangat dibutuhkan memperkuat branding bahwa Yogyakarta adalah destinasi sport tourism, seperti ajang ini," katanya.

Menurut Imam, event pariwisata seperti MJM memiliki efek berganda. 

“Ajang yang sudah digelar sejak 2017 ini berhasil menggabungkan olahraga, budaya, dan potensi ekonomi daerah dalam satu platform yang kuat,” tuturnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved