Ini Tiga Pameran yang Ada di Langgeng Art Foundation, Tampilkan Keragaman Medium
Pameran ini tidak hanya menawarkan keberagaman medium dan pendekatan artistik, tetapi juga membuka ruang pertukaran ide dan pengalaman
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Muhammad Fatoni
“Pameran ini menegaskan komitmen kami untuk terus merespons dinamika zaman sekaligus memperkuat peran Salon et Cetera sebagai ruang diskursus yang hidup,” ujarnya.
Pameran ketiga bertajuk Kiasmos, dikuratori oleh Agung Hujatnikajennong, menampilkan 21 karya dari 12 seniman asal Bandung, Yogyakarta, dan Bali. Judul Kiasmos diambil dari istilah Yunani yang berarti “persilangan”.
“Dalam konteks ini, Kiasmos menggambarkan titik temu antara tubuh dan dunia, ketika yang melihat juga dilihat, yang menyentuh turut disentuh,” terang Tomi, mengutip filsuf Maurice Merleau-Ponty.
Ia menambahkan, pengalaman seni tak lagi bersifat satu arah.
Dalam proses penciptaan, maupun saat mengapresiasi karya, terjadi persilangan antara diri dan dunia.
“Melihat lukisan bukan sekadar melihat, tapi mengalami. Tubuh bereaksi, pikiran mengembara, hati tersentuh. Di situlah batas antara karya dan penikmat mulai mengabur,” jelas dia. (*)
Koperasi Seniman di Jogja Inisiasi Pasar Merdeka, Bergulir di TBEG Akhir Pekan Ini |
![]() |
---|
4 Seniman Muda Autistik Buktikan Keterampilan Karya Seni Lewat Pameran "Struggle" |
![]() |
---|
Melihat Puluhan Karya Arsitek Muda Yogyakarta dalam Pameran Kolektif YAX 2025 |
![]() |
---|
60 Foto Wisata Hingga Cagar Budaya Akan Dipamerkan di Pantai Cangkring pada 15-18 Agustus 2025 |
![]() |
---|
Seni dan Literasi Bersinergi: Kisah Pulihkan Karst lewat Pameran The Story of Giri Sela Kandha |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.