Pemerintah Dorong Peran Aktif Masyarakat Desa untuk Suplai Bahan Baku Program MBG

Hingga kini telah berdiri 190 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di 26 provinsi, dan akan terus bertambah seiring ekspansi program MBG. 

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
Dok.Istimewa
Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT), Yandri Susanto. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemerintah mendorong peran aktif masyarakat dalam mendukung program prioritas nasional Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas Presiden Prabowo Subianto. 

Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT), Yandri Susanto, menegaskan, pentingnya peran desa sebagai lumbung penyedia bahan baku pangan untuk mendukung keberlanjutan program MBG.

"Saya berharap, melalui gerakan menanam, kita bisa menyambut program Makan Bergizi Gratis dengan kesiapan penuh. Butuh banyak bahan baku setiap hari, dan desa bisa jadi penyedia utama," tandasnya, Selasa (17/6/2025).

Yandri menyampaikan, bahwa hingga kini telah berdiri 190 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di 26 provinsi, dan akan terus bertambah seiring ekspansi program MBG. 

Ia pun mendorong desa-desa segera memulai program ketahanan pangan berbasis komoditas lokal, agar dapat memenuhi kebutuhan dapur-dapur MBG.

"Ke depan akan ada 30 ribu dapur MBG. Itu butuh pasokan tomat, cabai, telur, ikan, daging ayam dalam jumlah besar. Kalau bukan dari desa, dari mana lagi," cetusnya.

Sementara, Direktur Pangan dan Pertanian Bappenas, Anang Noegroho, menyampaikan, sinergi antara program pemerintah dan gerakan masyarakat desa berarti sangat penting. 

Bukan tanpa alasan, ia menyebut, di Indonesia desa merupakan kekuatan utama dalam membangun ketahanan pangan nasional. 

"Jika dikelola dengan baik, desa bisa menjadi penopang utama pasokan pangan untuk program MBG sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya," tegasnya.

Lebih lanjut, Kementerian Desa juga membuka peluang kolaborasi dengan perguruan tinggi, lembaga riset, dan sektor swasta untuk mendorong inovasi dalam pengelolaan pangan desa. 

Pendampingan teknologi pertanian, pelatihan kewirausahaan, serta akses pasar yang berkelanjutan akan menjadi kunci agar produksi pangan desa mampu memenuhi standar dan kuantitas yang dibutuhkan program MBG.

Tak hanya untuk pemenuhan gizi, peran desa dalam program MBG juga diharapkan mampu menciptakan ekosistem ekonomi lokal yang lebih mandiri dan berdaya saing. 

Dengan terserapnya hasil pertanian dan peternakan desa ke dalam rantai pasok nasional, akan tercipta lapangan kerja, peningkatan pendapatan warga, serta tumbuhnya unit-unit usaha baru berbasis pangan. (*)

 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved