Wamensos Sebut Lebih dari 50 Persen Penduduk Miskin Berada di Pulau Jawa

Wakil Menteri Sosial (Wamen Sosial) Agus Jabo Priyono menyatakan lebih dari 50 persen penduduk miskin di Indonesia berada di Pulau Jawa

Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Iwan Al Khasni
Tribunjogja.com/Yuwantoro Winduajie
KUNJUNGAN WAMENSOS: Wamensos Agus Jabo Priyono saat mengunjungi PPSA Kumuda Putra Putri Magelang, Rabu (4/6/2025). 

 

TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG — Wakil Menteri Sosial (Wamen Sosial) Agus Jabo Priyono menyatakan lebih dari 50 persen penduduk miskin di Indonesia berada di Pulau Jawa

Hal itu disampaikan berdasarkan data dari Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSN) yang kini menjadi dasar berbagai program pengentasan kemiskinan.

“Dari jumlah penduduk menurut DTSN, diketahui bahwa Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah adalah provinsi dengan jumlah penduduk miskin terbanyak." 

"Yang terbanyak ada di Jawa. Hampir 52 persen orang miskin berada di Jawa,” ujar Agus Jabo usai mengunjungi PPSA Kumuda Putra Putri Magelang, Rabu (4/6/2025).

Untuk mempercepat pengurangan kemiskinan, terutama kemiskinan ekstrem, Kementerian Sosial (Kemensos) merancang sejumlah program strategis. 

Salah satunya ialah program graduasi atau pemberdayaan yang difokuskan di wilayah-wilayah dengan tingkat penerima bantuan sosial dan Program Keluarga Harapan (PKH) tertinggi.

Di Jawa Tengah, Kemensos telah menetapkan 923 desa sebagai sasaran pemberdayaan. 

Jumlah ini diperoleh berdasarkan data dari Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah dan Komisi E DPRD Jateng. 

Cerita Wamensos Agus Jabo Temui Calon Siswa Sekolah Rakyat di Tempuran Magelang

Bahkan, jumlah desa sasaran bertambah menjadi 1.278 desa setelah ada usulan dari Bappeda.

“Kita buat piloting di sembilan desa yang tersebar di sembilan kabupaten, yakni Brebes, Banyumas, Kebumen, Pemalang, Wonogiri, Magelang, Wonosobo, Grobogan, dan Kendal,” jelas Agus Jabo.

Program pemberdayaan telah mulai berjalan di beberapa desa melalui pelatihan dan produksi kerajinan berbahan eceng gondok. 

Selain itu, di setiap desa ditargetkan terbentuk 10 Kelompok Usaha Bersama (KUBE) yang masing-masing menerima bantuan Rp20 juta.

“Intervensi ini bertujuan agar masyarakat bisa mandiri dan produktif,” tambahnya.

Langkah ini, menurut Agus, merupakan bagian dari upaya untuk memenuhi target presiden untuk menihilkan angka kemiskinan ekstrem sebesar 1,13 persen atau sekitar 3,17 juta jiwa pada tahun 2026. 

Sementara pada 2029, kemiskinan umum ditargetkan turun di bawah lima persen.

“Presiden sudah memberikan arahan yang sangat jelas. Kemiskinan ekstrem harus 0 persen di 2026. Tapi Kemensos tidak bisa bekerja sendiri. Harus melibatkan kementerian lain, swasta, kampus, dan semua elemen masyarakat,” pungkas Agus Jabo. (tro)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved