34 Kasus Kebakaran Terjadi di Klaten, Pemicunya Paling Banyak Karena Konsleting Listrik

Tim pemadam kebakaran Kabupaten Klaten menangani sebanyak 34 laporan kebakaran sepanjang Januari-April 2025.

Penulis: Dewi Rukmini | Editor: Hari Susmayanti
Tribun Jogja/ Dewi Rukmini
KEBAKARAN - Garis polisi terlihat terpasang di sebuah gudang kertas yang terbakar di Jalan Raya Juwiring, Desa Bolopleret, Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, pada Jumat (18/4/2025). 

TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Tim pemadam kebakaran (Damkar) Satpol PP Damkar Kabupaten Klaten menangani sebanyak 34 laporan kebakaran sepanjang Januari-April 2025.

Berdasarkan laporan tersebut, ancaman peristiwa kebakaran tertinggi terjadi di bangunan rumah, pabrik, dan bangunan lain yang mendukung aktivitas masyarakat. 

Kepala Bidang (Kabid) Damkar Klaten, Sumino, mengungkapkan bahwa puluhan insiden kebakaran itu terjadi karena berbagai macam faktor penyebab.

Namun, konsleting listrik menjadi penyebab yang paling mendominasi.

Dikatakan, ada sebanyak 18 kasus kebakaran yang disebabkan konsleting listrik di Kota Bersinar dalam empat bulan terakhir.

"Penyebab tertinggi kedua adalah oven kayu karena overheat atau pembakaran terlalu panas. Kemudian, disebabkan tabung gas dengaan tiga kejadian, dan selebihnya karena pembakaran sampah," ungkap Sumino kepada Tribunjogja.com, Selasa (27/5/2025). 

Sumino melanjutkan, insiden kebakaran tersebut mengakibatkan kerugian bagi masyarakat terdampak.

Berdasarkan informasi yang dihimpun tim Damkar Klaten, peristiwa kebakaran dengan kerugian tertinggi pada 2025 terjadi di Desa Dompyongan, Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten.

Kebakaran itu menimpa sebuah gudang rongsok dengan kerugian mencapai Rp882 juta. 

"Kejadian di Dompyongan itu belum kami catat dalam laporan Januari-April 2025, karena terjadi pada Mei 2025. Tetapi, itu jadi kasus kebakaran dengan kerugian tertinggi pada tahun ini (2025). Kemudian, kerugiaan tertinggi kedua terjadi di Desa Bolopleret, Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten. Kerugian mencapai Rp600-an juta karena kerusakan meterial yang dialami warga," paparnya.

"Kalau bangunan rumah juga banyak kerugiannya tapi masih di bawah itu," imbuhnya.

Baca juga: Kades di Sukabumi Jaminkan STNK Mobil Pribadinya untuk Bantu Warga Berobat, Aksinya Viral di Medsos

Terkait tingginya kasus kebakaran yang disebabkan konsleting listrik, Sumino menyebut masyarakat Klaten harus lebih peduli melakukan pemeriksaan instalasi kelistrikan.

Apabila ada kerusakan, masyarakat Klaten diimbau segera memperbaiki instalasi kelistrikan guna mengurangi resiko kebakaran. 

"Masyarakat juga perlu meningkatkan kapasitas diri dengan berlatih cara menangani resiko kebakaran. Selain itu perlu menyimpan akses laporan ke Damkar, aparat desa, atau relawan sekitar supaya mempercepat proses penanganan. Sehingga kerusakan dan kerugian di masyarakat bisa diminimalisir," ujarnya.

Adapun terkait kepemilikan alat-alat pemadam kebakaran semisal apar, Sumino menyebut di tingkat rumah tangga tidak ada ketentuan harus memiliki.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved