Warga Sekitar TPA Troketon Geruduk Kantor Bupati Bawa Spanduk Klaten Bersinar Bersampah

warga di sekitar Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Troketon bersama Aliansi Masyarakat Peduli TPA Troketon Pedan

Penulis: Dewi Rukmini | Editor: Iwan Al Khasni
Tribunjogja.com/Dewi Rukmini
DEMO WARGA: warga gelar aksi demo di depan kantor Bupati Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, pada Rabu (14/5/2025). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Dewi Rukmini

Tribunjogja.com Klaten -- Seratusan warga di sekitar Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Troketon bersama Aliansi Masyarakat Peduli TPA Troketon Pedan (AMPERA) menggelar aksi demo di depan kantor Bupati Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Rabu (14/5/2025). 

Pantauan Tribunjogja.com, massa aksi datang ke depan kompleks Pemkab Klaten sekitar pukul 10.52 WIB. 

Mereka tampak membawa spanduk besar bertuliskan 'Klaten Darurat Sampah #Troketon Memanggil', 'Sampah Bukan Warisan Anak Cucu', dan 'Klaten Bersinar (Bersampah)'. 

Begitu sampai di depan gerbang masuk kompleks Pemkab Klaten, sejumlah massa aksi menumpahkan beberapa sampah

Lalu mereka melakukan orasi terkait tuntutan dan aksi siang itu. 

Adapun kegiatan itu diikuti puluhan warga di sekitar TPA Troketon, antara lain warga Desa Kaligawe, Kalangan, dan Troketon di Kecamatan Pedan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. 

"TPS 3R yang dibangun pemerintah kabupaten tidak maksimal, sehingga menjadikan TPA yang seharusnya sebagai tempat pemrosesan akhir. Saat ini menjadi tempat pembuangan akhir dengan sistem open dumping (pembuangan terbuka), mendatangkan masalah luar biasa," ucap koordinator aksi, Marwan Kholil, saat orasi, Rabu (14/5/2025). 

Marwan menyebut, TPA Troketon saat ini tidak bisa dikatakan sebagai tempat pemrosesan akhir, tapi tempat pembuangan akhir. 

Pihaknya menyampaikan dalam Undang-Undang berdirinya TPA telah diatur bahwa jarak lokasi TPA dengan pemukiman warga minimal satu kilometer. 

"Namun beberapa titik di TPA Troketon dengan Desa Kaligawe misalnya hanya berjarak tidak lebih dari 500 meter. Itu menjadikan efek luar biasa, di antaranya pertanian menjadi mati, ekonomi UMKM masyarakat mati larena banyak lalat hijau yang beterbangan, sehingga warung makan di sana tidak laku," paparnya.

Cek Harga Bahan Pokok di Pasar Gedhe Klaten Sebulan Jelang Iduladha 2025

Selain itu, bau tidak sedap yang menyebar di sekitar TPA Troketon juga dikatakan menganggu aktivitas sosial masyarakat, mulai dari pendidikan, peribadatan, dan aktivitas warga sekitar. 

Belum masalah itu selesai, muncul permasalahan baru yakni air limbah (lindi) TPA Troketon yang meluber sampai ke pemukiman warga. 

"Air tanah yang seharusnya menjadi konsumsi masyarakat di sana, malah menjadi tercemar. Bahkan di satu daerah di wilayah Desa Kaligawe ada satu masyarakat yang mengembangkan usaha pertanian kecambah menjadi terhambat karena air lindi tersebut," ucapnya.

"Belum lagi efek sosial yang muncul menjadikan harga tanah di sana turun. Karena itu Ampera menyuarakan agar tata kelola sampah segera ditindaklanjuti," tambahnya. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved