4 Kelebihan Jet Tempur Chengdu J-10 C

TRIBUNJOGJA.COM, BEIJING – Jet tempur produksi China, Chengdu J-10 C tengah menjadi perbincangan publik.

Pasalnya, jet tempur yang menjadi andalan militer Pakistan itu mampu menembak jatuh jet tempur buatan Perancis, Dassault Rafale, milik India.

Perang dua jet tempur itu terjadi pada Rabu (7/5/2025) saat kedua negara terlibat perang.

Kemampuannya menjatuhkan jet tempur milik India itu akhirnya membuat nama J-10 C melambung.

Dikutip dari Kompas.com yang melansir pemberitaan Business Insider, berikut ini 4 kelebihan Chengdu J-10 : 

1. Teknologi Radar AESA dan Sistem Deteksi Modern 

Jet tempur Chengdu J-10 C memiliki sistem radar yang mumpuni sehingga kemampuan berperang di udara cukup tinggi.

J-10 C dilengkapi dengan radar AESA (Active Electronically Scanned Array). 

Radar ini tidak hanya memiliki jangkauan deteksi yang lebih jauh, tapi juga mampu mengunci target dengan presisi tinggi sambil tetap kebal terhadap gangguan elektronik musuh.

Ini memberi keuntungan signifikan dalam pertarungan jarak menengah hingga jauh.

2. Rudal Jarak Jauh dan Datalink Canggih

 J-10C juga dilengkapi dengan sistem rudal PL-15 atau rudal udara-ke-udara jarak jauh yang dapat menyerang lawan sebelum mereka menyadari kehadirannya.

Dengan bantuan datalink satelit dan komunikasi jaringan real-time, pilot J-10C bisa berbagi informasi target antar pesawat secara langsung, menciptakan keunggulan taktis dalam pertempuran.

Baca juga: Pakistan Serang Rudal Hipersonik Buatan China Hantam Pertahanan Udara S400 Rusia Milik India

3. Desain Lincah dan Manuver Gesit 

Meskipun Rafale juga dikenal gesit, J-10C memiliki konfigurasi sayap canard-delta, yang membuatnya sangat mudah dikendalikan dalam pertempuran jarak dekat.

Ini adalah hasil dari desain yang mengutamakan kelincahan daripada stabilitas, cocok untuk skenario pertempuran cepat.

4. Harga Lebih Rendah, Efektivitas Tinggi 

Jika Rafale adalah "mobil sport super mewah", maka J-10C adalah "mobil balap efisien dengan performa tak kalah cepat."

Dengan biaya produksi lebih rendah, negara-negara berkembang seperti Pakistan bisa mengoperasikan lebih banyak unit dengan biaya lebih rendah, tanpa terlalu banyak mengorbankan kemampuan tempur.