Dari Limbah Jadi Berkah, Perajin Karangrejo Raup Untung Berlipat di Suadesa Festival 2025

Festival ini menjadi ajang unjuk gigi bagi para pelaku UMKM lokal yang selama ini bergerak di bidang industri kreatif, kuliner, hingga kerajinan khas

|
Penulis: Hanif Suryo | Editor: Yoseph Hary W
Istimewa
KARYA PERAJIN: Showroom relief patung dan wayang karya Amin Risman Ragil menjadi salah satu sorotan dalam Suadesa Festival 2025 di Gasblock PGN Karangrejo, Magelang, Sabtu (11/5/2025). Mengusung tema “Energi Kemandirian Desa”, festival ini menghadirkan pelaku UMKM lokal dari berbagai bidang, mulai dari kuliner hingga kerajinan berbasis limbah. 

TRIBUNJOGJA.COM - Semangat pemberdayaan desa kembali bergaung dalam gelaran Suadesa Festival 2025 yang berlangsung di kawasan Gasblock PGN Karangrejo, Magelang, pada 10–11 Mei 2025. 

Mengusung tema “Energi Kemandirian Desa”, festival ini menjadi ajang unjuk gigi bagi para pelaku UMKM lokal yang selama ini bergerak di bidang industri kreatif, kuliner, hingga kerajinan khas Borobudur.

Salah satu sorotan utama festival adalah hadirnya showroom relief patung dan wayang milik Amin Risman Ragil, seorang perajin kerajinan berbahan dasar limbah yang telah menekuni usahanya sejak era krisis ekonomi 1997–1998. 

Berbekal serpihan limbah batu cobek yang biasanya dibuang pengrajin lain, Amin menciptakan karya bernilai seni tinggi dengan memadukannya bersama resin.

Hasilnya adalah patung cetak elegan yang tak hanya menarik minat wisatawan domestik, tetapi juga berhasil menembus pasar mancanegara seperti Prancis, Amerika Serikat, dan Australia.

Partisipasinya dalam Suadesa Festival 2025 bukan hanya memperkuat eksistensi produk kerajinannya, tetapi juga mendatangkan keuntungan berlipat. 

“Penjualan saya naik dua kali lipat dibanding hari biasa. Event seperti ini memang sangat membantu perajin kecil seperti saya,” ungkap Amin. 

Ia juga menambahkan bahwa efek serupa pernah ia rasakan saat mengikuti Balkonjazz Festival yang juga diselenggarakan oleh PGN di tahun sebelumnya.

Festival ini merupakan bagian dari program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), sebagai bagian dari inisiatif Desa Energi Berdikari Pertamina. 

Dukungan ini diwujudkan melalui pembangunan Balai Ekonomi Desa (Balkondes) Karangrejo yang kini menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di kawasan Borobudur.

Tak hanya Amin, sebanyak 40 UMKM dari Desa Karangrejo dan Desa Wringin Putih turut ambil bagian dalam festival, menampilkan produk-produk mulai dari jajanan pasar, batik, kerajinan kayu dan batu, hingga aksesoris khas Borobudur.

Ragam stand tersebut menjadi magnet tersendiri bagi para pengunjung, sekaligus membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat desa.

Amin mengisahkan perjalanan panjang usahanya yang tidak selalu mulus. Ia sempat mengalami penurunan penjualan saat memutuskan hanya fokus pada toko fisik, tanpa menjangkau pasar melalui promosi atau pameran. 

“Dulu sempat terpukul. Tapi saya sadar, toko offline saja tidak cukup. Saya harus aktif di pameran-pameran, dari Jakarta sampai Surabaya,” tuturnya.

Kini, ia kembali menggabungkan dua strategi pemasaran, yaitu offline dan aktif di berbagai event. Pendekatan ini terbukti efektif mengembalikan stabilitas penjualannya. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved