Keluarga Besar UAJY Rayakan Ekaristi Paskah

UAJY menyelenggarakan Perayaan Ekaristi Paskah yang dipimpin Romo Vikep Kevikepan Yogyakarta Barat, A. R. Yudono Suwondo, Pr. sebagai Selebran Utama

Editor: Hari Susmayanti
Dok UAJY
EKARISTI PASKAH : Perayaan Ekaristi Paskah yang dilaksanakan oleh keluarga besar Universitas Atma Jaya Yogyakarta di Auditorium Kampus III, Gedung Bonaventura, UAJY, Jumat (2/5/2025). Kegiatan ini dihadiri oleh Rektor beserta jajarannya, segenap dosen, mahasiswa, karyawan, dan purna tugas. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) menyelenggarakan Perayaan Ekaristi Paskah dengan tema “Kebangkitan Kristus: Hadirkan Damai Dalam Keluarga, Sesama dan Alam
Semesta” pada Jumat (02/05/2025) di Auditorium Kampus III, Gedung Bonaventura, UAJY yang dihadiri oleh Rektor beserta jajarannya, segenap dosen, mahasiswa, karyawan, dan purna tugas.

Perayaan ekaristi dipimpin oleh Romo Vikep Kevikepan Yogyakarta Barat, A. R. Yudono Suwondo, Pr. sebagai Selebran Utama, dengan konselebran Romo St. Suratman Gitowiratmo, Pr., dan Romo Markus Nur Widipranato, Pr.

Petugas liturgi Misa Paskah ini adalah Komunitas Garuda Katolik dan Misa Kampus dan juga dimeriahkan oleh Koor dari Paduan Suara Mahasiswa (PSM) UAJY.

“Paskah itu adalah singkatan dari pasti aku selamat karena Allahku hidup. Kita bisa mengatakan itu Allahku karena rahmat sakramen baptis yang diterima dalam hidup kita,” ujar Romo Yudono Suwondo dalam homilinya. 

Romo Suwondo juga menyampaikan homili tentang baptis, yakni pintu untuk masuk dalam kehidupan rahmat selanjutnya.

Baptisan mengandung 4 makna, pertama kita diangkat menjadi anak Allah, kedua dibebaskan dari dosa asal, yang ketiga disatukan dengan Gereja, dan keempat diberi pelindung-pelindung surgawi dengan penuh kasih.

Baca juga: Mahasiswi Prodi Informatika UAJY Juara Copa Eastern Region 2025

Selain itu, rahmat baptisan adalah hidup abadi karena kita sudah diangkat menjadi anak Allah.

Rektor UAJY, Dr. G. Sri Nurhartanto, S.H., LL.M., dalam sambutannya menyatakan makna lain Paskah.

“Paskah sebagai puncak iman Katolik dipecah menjadi 2 kata, pas dan kah. Setelah menjalani puasa dan pantang 40 hari, apa yang kita lakukan ini benar-benar sudah pas kah?,” ujar Nurhartanto. 

Melalui Misa Paskah ini, Nurhantato juga berpesan seringkali manusia masih memiliki sifat iri saat melihat keberhasilan teman.

Hal tersebut menjadi tantangan yang memacu kita untuk mau selalu maju, punya spirit kebangkitan Kristus, dan setia mendengarkan-Nya.

Sebagai penutup, ia juga mengucap syukur dan terima kasih bagi semua pihak yang menyukseskan Perayaan Ekaristi Paskah. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved