Kenapa Masih Turun Hujan di Bulan Mei? BMKG Beri Penjelasan

Kenapa hujan masih terjadi padahal wilayah Indonesia sudah masuk musim kemarau? Ini penjelasan BMKG

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Muhammad Fatoni
wow.tribunnews.com
Ilustrasi hujan 

TRIBUNJOGJA.COM - Sebagian besar wilayah Indonesia seharusnya sudah memasuki musim kemarau pada bulan Mei 2025.

Namun kenyataannya, hujan masih dilaporkan terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia.

Bahkan beberapa di antaranya hujan mengguyur dengan intensitas sedang hingga deras.

Melansir Kompas.com, Merujuk laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Sabtu (3/5/2025), Stasiun Meteorologi Kertajati di Majalengka, Jawa Barat mencatat curah hujan dengan intensitas 66,5 mm/hari dalam 24 jam terakhir. 

Sementara itu, Stasiun Meteorologi Japura di Indragiri, Riau melaporkan curah hujan dengan intensitas 105,0 mm/hari.

Curah hujan dengan intensitas 64,0 mm/hari juga tercatat di Stasiun Meteorologi Ahmad Yani di Semarang, Jawa Tengah.

Lalu, kenapa hujan masih terjadi padahal wilayah Indonesia sudah masuk musim kemarau?

Dilansir dari laman resmi BMKG, Kamis (1/5/2025), pada Jumat (2/5/2025) hingga Kamis (8/5/2025), pola angin di wilayah Indonesia masih menunjukkan periode peralihan.

Selama periode tersebut, massa udara dari belahan Bumi utara dan belahan Bumi selatan bertemu di sekitar wilayah Indonesia.

Baca juga: Penjelasan BMKG soal Suhu Tinggi dan Cuaca Terik, Diprediksi Berlangsung hingga Bulan Juni

Pertemuan massa udara dari belahan Bumi utara dan selatan kemudian membentuk sejumlah sistem tekanan rendah.

Di antaranya, bibit siklon tropis 99W dan sirkulasi siklonik yang ada di Laut China Selatan serta Perairan selatan Jawa-Bali.

“Pada periode ini, bibit siklon tropis 99W terpantau di Laut Filipina sebelah utara Papua Barat Daya dengan kecepatan angin maksimum 15 knots, tekanan di pusat bibit siklon 1008 hPa, dan pergerakan ke arah barat-barat laut,” tulis BMKG dalam keterangannya.

“Meskipun demikian, potensi bibit ini menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan masih berada dalam kategori rendah,” tambah keterangan tersebut. 

BMKG menambahkan, gelombang Kelvin, gelombang Rossby Ekuator, dan gelombang Low Frequency diperkirakan masih aktif di sekitar wilayah Indonesia.

Fenomena tersebut terbentuk di sebagian Sumatra, Kalimantan bagian utara, Nusa Tenggara, sebagian Sulawesi, Maluku, Maluku Utara, dan Papua Selatan.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved