Festival Mudik 2025 Sukses Digelar, Tahun Depan Dikemas Lebih Menarik

Salah satunya, tradisi balon udara tradisional yang rutin digelar saat peringatan hari jadi Kabupaten Wonosobo dan perayaan hari raya Idul Fitri.

Editor: Hari Susmayanti
Dok Kominfo Wonosobo
FESTIVAL BALON WONOSOBO : Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat dan Wakil Bupati Amir Husein berfoto bersama dengan background balon-balon udara di Alun-alun Wonosobo 

Menurutnya, edukasi kepada masyarakat menjadi kunci agar tradisi tidak menjadi ancaman bagi keselamatan penerbangan nasional.

“Kami sangat mendukung tradisi balon udara. Namun, kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga ruang udara Indonesia agar tetap aman, terutama dari gangguan balon liar,” tandasnya.

Festival Mudik 2025 Sukses Digelar, Tahun Depan Dikemas Lebih Menarik 3
Festival Mudik 2025 : Balon-balon udara yang memeriahkan festival balon di Alun-alun Wonosobo terlihat begitu indah.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Wonosobo Agus Wibowo menambahkan, puncak festival balon udara yang diikuti 40 komunitas balon udara, harapannya tahun depan bisa lebih baik lagi, mengingat antusias masyarakat cukup tinggi, dari usia anak-anak hingga dewasa berdatangan di lokasi penerbangan balon udara sejak pukul 05.30 WIB. 

“Penerbangan balon udara di Wonosobo tahun ini yang dikemas melalui event Festival Mudik 2025, telah terselenggara dengan baik sejak 1 - 6 April 2024. Festival Balon Wonosobo sendiri sudah digelar sepekan sebelumnya di 15 lokasi berbeda di Wonosobo, dan titik ke-16 di Alun-Alun Wonosobo menjadi puncak dari seluruh rangkaian acara. spesial tahun ini festival ini diikuti peserta dari negara Brazol dan Columbia” Jelas Agus.

Festival Mudik Wonosobo adalah perayaan budaya yang mengundang para perantau untuk kembali ke kampung halaman dalam rangka merayakan Lebaran.

Tahun ini, festival ini semakin meriah dengan kehadiran peserta balon dari Brazil dan Colombia, yang menambah semarak acara ini. 

Festival Mudik Wonosobo bukan hanya sekadar acara hiburan, namun juga sebuah bentuk rasa syukur dan kebersamaan yang mempererat hubungan antara perantau dan keluarga, serta memperkenalkan kekayaan budaya Wonosobo kepada dunia

Lanjut Agus, perhelatan ini menjadi puncak dari rangkaian acara balon udara yang berlangsung di berbagai lokasi di Wonosobo selama delapan hari terakhir.

Seperti biasanya, Festival Balon Udara digelar rutin saat Lebaran atau di bulan Syawal kalender Hijriah.

Setelah itu, acara dilanjutkan dengan pentas kesenian tradisional, seperti pertunjukan kuda lumping, tari lengger, dan bazar kuliner tradisional.

“Ada aturan yang wajib dipatuhi para peserta. Salah satunya adalah ketentuan balon yang standar adalah dengan ukuran maksimal lebar 4 meter, tinggi 7 meter dan diikat dengan minimal 3 utas tali sepanjang 30 meter. Dengan demikian balon hanya terbang di ketinggian kurang dari 150 meter dan tidak terbang secara bebas,” pungkasnya.(*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved