Bupati Bantul Pimpin Panen Raya Padi di Bulak Sirat Kalurahan Sidomulyo

Tahun 2025 ini Pemkab Bantul menargetkan bisa memanen padi seluas 34.546 hektare.

TRIBUNJOGJA.COM/ Neti Istimewa Rukmana
PANEN RAYA : Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih ikut menaiki mesin pemanen padi saat menghadiri panen raya padi di Bulak Sirat, Kalurahan Sidomulyo, Kapanewon Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, Senin (7/4/2025). 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul bersama Polri, TNI, dan petani melakukan panen raya padi di lahan persawahan Bulak Sirat, Kalurahan Sidomulyo, Kapanewon Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, Senin (7/4/2025). 

Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih yang hadir dalam panen raya tersebut mengatakan panen raya padi ini dilaksanakan serentak di 14 provinsi.

Untuk wilayah Bantul, panen raya padi ini dilaksanakan di Kalurahan Sidomulyo dengan luasan lahan 50 hektare.

Dari luasan tersebut, rata-rata setiap hektarenya bisa menghasilkan 8,05 ton gabah kering.

"Jika dihitung seluruh produksi padi milik gabungan kelompok tani (Gapoktan) Sedyo Rukun Sidomulyo pada musim panen April ini lebih dari 400 ton gabah kering panen, kondisi panen padi juga dialami kelompok tani lainnya di Bantul," kata Halim kepada awak media.

Tahun 2025 ini, lanjut Halim, Pemkab Bantul menargetkan bisa memanen padi seluas 34.546 hektare.

"Luasan lahan pertanian semakin sempit karena adanya alih fungsi lahan, tetapi produktivitasnya tidak ikut turun, justru malah meningkat, karena berbagai upaya dan inovasi dalam penerapan teknologi pertanian," tuturnya. 

Baca juga: Bupati Bantul Ingatkan Wisatawan Waspadai Bahaya Laka Air di Pantai Parangtritis

Halim menambahkan, salah satu upaya pemerintah untuk memaksimalkan sektor pertanian adalah dengan menerapkan pola menanam dan panen padi setuap bulan.

Dengan begitu, tidak ada lagi bulan yang lahannya mengalami kekosongan panen maupun tanam.

"Maka produktivitas padi semakin tinggi, tahun kemarin saja Bantul surplus sebanyak 55 ribu ton beras. Itu karena teknologi sudah diterapkan, pemilihan benih, pemilihan pupuk, pemilihan pestisida dan perbaikan irigasi, maka ini semakin menambah kepercayaan diri kita, kalau alih fungsi kencang sekali di Bantul, tidak jadi soal, karena sektor lain juga memerlukan lahan," katanya.

Halim turut berujar, sektor industri, sektor pariwisata, perdagangan, perumahan pendidikan juga membutuhkan lahan, sehingga dengan penataan ruang yang secara proporsional itu juga tidak akan menurunkan produktivitas pertanian.

"Jadi memang kita harus mengunakan lahan, menetapkan tata ruang itu secara optimal dari sisi ekonomi, sehingga seluruh sektor itu berpeluang meningkatkan produktivitasnya, industri naik, pariwisata naik, perdagangan naik, pertanian tidak turun tapi juga ikut naik," katanya.

Sementara itu, Koordinator Wilayah Sergap Gabah Kabupaten Bantul, Wahyu Widi, berujar, pihaknya siap bersinergi dengan Pemkab Bantul untuk menyerap daya beli gabah.

Pihaknya bersama Bulog siap menyerap gabah petani dengan harga Rp6.500 per kilogram. 

"Di Kabupaten Bantul, kami mampu menyerap antara 50 sampai 100 ton per hari. Panen ini memang harus dilakukan tepat waktu, tidak perlu buru-buru, cukup 120 hari masa tanam langsung dipanen. Dengan pengelolaan yang baik dan harga jual yang menguntungkan, petani semakin termotivasi untuk terus berproduksi, yang pada akhirnya akan memperkuat ketahanan pangan nasional," tutupnya.(nei)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved