Strategi Presiden Prabowo Hadapi Kebijakan Tarif Donald Trump

Kebijakan tarif tinggi yang diberlakukan Presiden Amerika Serikat terhadap Indonesia mendapat respons cepat dari Presiden Prabowo Subianto.

Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
DOK. www.whitehouse.gov
Tangkapan Layar Laman Resmi White House, Presiden Amerika Serikat Donald Trump 

TRIBUNJOGJA.COM, JAKARTA - Kebijakan tarif tinggi yang diberlakukan Presiden Amerika Serikat Donald Trump terhadap Indonesia mendapat respons cepat dari Presiden Prabowo Subianto.

Langkah-langkah yang diambil oleh Prabowo untuk menjaga stabilitas ekonomi Indonesia menunjukkan pemahaman mendalam tentang tantangan global serta kemampuan diplomasi dalam menavigasi dinamika geopolitik yang kian kompleks.

Menurut Deputi Bidang Diseminasi dan Media Informasi Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Noudhy Valdryno, Presiden Prabowo tidak hanya merespon kebijakan tarif tersebut dengan keputusan teknis, tetapi juga dengan strategi jangka panjang yang memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional.

“Presiden Prabowo menunjukkan ketajaman dalam memahami dinamika geopolitik, memperlihatkan pemahaman mendalam tentang hubungan internasional dan perdagangan global. Ini menjadi kekuatan utama untuk menjaga stabilitas ekonomi Indonesia dalam menghadapi tantangan yang datang, termasuk kebijakan tarif baru Amerika Serikat,” ungkap Noudhy pada Sabtu (5/4/2025) seperti yang dikutip dari Tribunnews.com.

Noudhy mengungkapkan, langkah pertama yang diambil Prabowo adalah memperluas jejaring ekonomi Indonesia dengan mengajukan keanggotaan Indonesia dalam BRICS (Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan).

Keputusan ini diambil hanya beberapa hari setelah Prabowo dilantik.

Bergabung dengan BRICS, menurut Noudhy, bukan hanya memperkuat posisi Indonesia di pasar global, tetapi juga membuka peluang baru dalam kerja sama multilateral, seperti RCEP (Regional Comprehensive Economic Partnership) dan negosiasi keanggotaan OECD.

Dengan bergabung dalam forum ekonomi besar seperti BRICS, Indonesia diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada pasar-pasar tradisional dan menciptakan diversifikasi dalam alur perdagangan internasionalnya.

Di sisi lain, Prabowo juga mempercepat hilirisasi sumber daya alam (SDA) sebagai bagian dari kebijakan jangka panjang.

Proses hilirisasi yang semakin berkembang ini terbukti menghasilkan dampak signifikan bagi ekonomi Indonesia, terutama dalam sektor mineral.

Contohnya, nilai ekspor nikel dan turunannya mengalami lonjakan luar biasa, dari hanya 3,7 miliar dolar AS pada 2014 menjadi 34,3 miliar dolar AS pada 2022.

Ini menjadi bukti nyata bahwa Indonesia mampu menambah nilai tambah dari sumber daya alam yang dimilikinya.

Prabowo juga meluncurkan Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara yang ditujukan untuk mendanai dan mengelola proyek-proyek hilirisasi strategis.

Baca juga: Jasa Marga Kembali Beri Diskon Tarif Tol 20 Persen untuk Tol Kalikangkung-Cikampek Utama

Hal ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menciptakan industri bernilai tambah tinggi yang tidak hanya memperkaya negara, tetapi juga menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.

Strategi ketiga yang diusung Prabowo adalah penguatan konsumsi domestik.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved