Apa Dampak Penetapan Tarif Impor Sebesar 32 Persen untuk Indonesia dari Amerika?

Kebijakan tarif tinggi yang ditetapkan Trump memiliki dampak signifikan terhadap perekonomian Indonesia, terutama bagi para eksportir.

YouTube Donald Trump
PIDATO: Donald Trump berpidato usai disumpah menjadi Presiden Amerika Serikat ke-47 di Gedung Kongres, Washington DC, Senin (20/1/2025) 

TRIBUNJOGJA.COM - Indonesia menjadi salah satu negara yang terdampak kebijakan tarif bea masuk yang diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Selasa (2/4/2025) waktu Washington DC.

Dalam daftar 180 negara yang dikenai tarif tersebut, AS menetapkan tarif impor sebesar 32 persen untuk produk asal Indonesia.

Lalu, bagaimana dampaknya bagi Indonesia?

Chief Economist Permata Bank, Josua Pardede, menjelaskan bahwa kebijakan tarif tinggi ini memiliki dampak signifikan terhadap perekonomian Indonesia, terutama bagi para eksportir.

"Kenaikan tarif ini secara khusus berdampak pada produk-produk yang bersaing ketat dengan barang buatan lokal AS, seperti elektronik, mesin, bahan kimia, kosmetik, obat-obatan, besi, baja, hingga berbagai produk pertanian," ujarnya kepada Kompas.com, Kamis (3/4/2025).

Ia menambahkan, lonjakan tarif impor akan meningkatkan biaya ekspor bagi produsen dan eksportir Indonesia, yang pada akhirnya melemahkan daya saing produk Indonesia di pasar AS.

Sektor manufaktur berbasis teknologi, termasuk elektronik, otomotif, serta industri besi dan baja, diperkirakan akan mengalami tekanan berat karena harga jual produk mereka menjadi lebih mahal akibat tarif yang tinggi.

Josua menegaskan bahwa dampak terhadap eksportir Indonesia cukup besar, mengingat AS merupakan salah satu pasar ekspor utama bagi Indonesia. "Terutama untuk produk tekstil, alas kaki, elektronik, dan beberapa jenis produk pertanian," tambahnya.

Menurutnya, penurunan daya saing akibat kebijakan tarif ini bisa menyebabkan penurunan ekspor ke AS, sehingga mendorong eksportir untuk mencari pasar alternatif atau memperkuat pasar domestik sebagai kompensasi.

"Namun, ini bukan hal yang mudah mengingat pasar AS memiliki skala yang sangat besar dan berperan penting bagi Indonesia," jelas Josua.

Selain itu, kebijakan tarif ini juga berpotensi memberikan tekanan terhadap neraca perdagangan Indonesia, yang pada gilirannya dapat memengaruhi nilai tukar rupiah. 

"Pelemahan ekspor bisa memperburuk defisit transaksi berjalan, yang berisiko menekan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS," pungkasnya.

Sebagai informasi, kebijakan tarif yang diterapkan Trump mencakup lebih dari 180 negara dan wilayah, sebagai bagian dari strategi perdagangan baru AS. 

Pemerintah AS juga mengumumkan daftar tarif yang akan diterapkan pada berbagai negara dan wilayah, termasuk Uni Eropa.

Selain tarif yang tercantum dalam daftar tersebut, Trump juga menerapkan tarif dasar sebesar 10 persen bagi negara-negara yang tidak termasuk dalam 180 negara tersebut. 

Ia juga memiliki kewenangan untuk menaikkan tarif dasar ini jika kapasitas dan produksi manufaktur AS terus menurun.

Negara ASEAN Turut Dikenai Tarif yang Cukup Besar

Besaran tarif yang dikenakan terhadap Indonesia hanya berbeda 2 persen dari China, lawan berat AS, yaitu 34 persen. 

Dua negara ASEAN, yakni Thailand dan Vietnam, juga mendapat tekanan tarif yang cukup besar, masing-masing 36 persen dan 46 persen.

Merujuk laman resmi Kementerian Perdagangan RI, AS memang merupakan penyumbang surplus perdagangan nonmigas nasional tahun 2024. 

Angka surplus perdagangan Indonesia-AS sebesar 16,08 miliar dollar AS dari total surplus perdagangan nonmigas 2024, yaitu sebesar 31,04 miliar dollar AS. Ekspor nonmigas Indonesia ke AS antara lain berupa garmen, peralatan listrik, alas kaki, dan minyak nabati.

Sebelum mengumumkan tarif timbal balik baru itu, Trump telah mengenakan bea masuk sebesar 20 persen untuk semua produk yang diimpor dari China. Ia pun telah mengenakan bea masuk sebesar 25 persen untuk baja dan aluminium yang diekspor ke AS.

Dunia diprakirakan akan segera bersikap atas langkah Trump. Sebelum pengumuman itu disampaikan, aktivitas manufaktur di seluruh dunia dikabarkan melambat. Pasar keuangan bergejolak karena investor menunggu pengumuman Trump.

 

( Tribunjogja.com / Bunga Kartikasari )

 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved