Rangkuman Pengetahuan Umum
Rangkuman Materi Pendidikan Pancasila Kelas 12 Bab 1 Bagian A: Nilai-nilai Pancasila & Penerapannya
Pancasila bukan hanya untuk dihafal dan dipahami, tetapi harus dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai masalah seperti kekerasan, tawuran,
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Joko Widiyarso
TRIBUNJOGJA.COM - Hari ini kita akan belajar tentang pentingnya nilai-nilainya pancasila dan bagaimana bentuk penerapannya.
Materi ini dilansir dari buku Pendidikan Pancasila Kelas 12 karya Dwi Astuti Setiawan, Hatim Gazali, Ida Rohayani.
Berikut materi tentang pentingnya nilai-nilainya pancasila dan bagaimana bentuk penerapannya:
Pancasila bukan hanya untuk dihafal dan dipahami, tetapi harus dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Berbagai masalah seperti kekerasan, tawuran, narkoba, intoleransi, dan bullying terjadi karena kurangnya pengamalan nilai-nilai Pancasila.
Pancasila adalah pandangan dunia yang merupakan tata nilai yang berfungsi seperti budaya atau norma yang hidup turun-temurun di masyarakat.
Pancasila menjadi pedoman hidup bangsa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.
Pancasila harus dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun konteks yang lebih luas.
Materi ini akan membahas lebih jauh tentang pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam keseharian.
A. Saya dan Pancasila
Nilai-nilai Pancasila berasal dari budaya dan tradisi bangsa Indonesia.
Pancasila perlu dijaga melalui pengamalan nilai-nilai dalam kehidupan sehari-hari.
1. Sudahkah kita Ber-Pancasila
Soekarno menyatakan bahwa ia tidak menciptakan Pancasila, tetapi menggali nilai-nilai luhur dari tradisi bangsa Indonesia.
Ia menemukan lima butir mutiara indah (Pancasila) dari penggalian tersebut.
Sukarno menemukan bahwa bangsa Indonesia memiliki tradisi gotong royong, seperti dalam bercocok tanam dan membangun rumah.
Gotong royong mencerminkan kepedulian dan kebersamaan.
Tradisi gotong royong menunjukkan bahwa kepentingan bersama lebih diutamakan daripada kepentingan individu.
Hal ini sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Tradisi lain yang ditemukan adalah berbagi rasa dengan sesama, bahkan dalam kondisi sulit.
Kegiatan bergotong royong masih dilakukan dalam berbagai tradisi di Indonesia.
Contohnya, tradisi sinoman di Jawa saat acara pernikahan, di mana warga sekitar membantu dalam berbagai persiapan.
Tradisi nganggung di Bangka, di mana warga membawa dulang berisi makanan ke masjid saat acara keagamaan atau menyambut tamu besar.
Tradisi lain seperti marsialapari di Mandailing, rambu solo' di Toraja, gayah di Bali, dan lain-lain.
Tradisi-tradisi ini menunjukkan bahwa gotong royong masih menjadi bagian penting dari budaya Indonesia.
Gotong royong mencerminkan semangat kebersamaan dan saling membantu antarwarga.
1. Gotong Royong:
Definisi: Kerja sama dan kolaborasi antarindividu dengan kepedulian satu sama lain.
Esensi: Mengutamakan kepentingan kolektif daripada kepentingan individu.
2. Musyawarah:
Praktik: Tradisi musyawarah untuk mengambil keputusan.
Prinsip:
- Kesetaraan kedudukan.
- Hak menyampaikan pendapat.
- Tidak memaksakan kehendak.
- Kepatuhan terhadap keputusan bersama.
3. Solidaritas dan Empati:
Nilai: Solidaritas dan empati yang tinggi terhadap orang lain.
Praktik: Memberikan bantuan dan pertolongan kepada orang yang membutuhkan.
4. Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa:
Nilai: Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Praktik: Menjalankan perintah dan menjauhi larangan Tuhan.
5. Pancasila sebagai Saripati Tradisi dan Budaya Bangsa:
Sumber: Tradisi dan budaya luhur bangsa Indonesia.
Proses: Disarikan oleh Sukarno dan pendiri bangsa menjadi Pancasila.
Sifat: Terus beradaptasi dengan perkembangan zaman.
Pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari masih terus dipraktikkan oleh bangsa Indonesia.
Hasil jajak pendapat Kompas tahun 2022 menunjukkan bahwa pengamalan nilai-nilai Pancasila di masyarakat dinilai lebih baik oleh 66,9 persen responden.
Sebanyak 30,3 persen menilai lebih buruk, dan 2,8 persen menjawab tidak tahu.
Pengamalan nilai-nilai Pancasila di kalangan pejabat dinilai lebih baik oleh 42,9 persen responden.
Sebanyak 45,8 persen menilai lebih buruk, dan 11,2 % menjawab tidak tahu.
Penyebab utama pengamalan Pancasila di kalangan pejabat dinilai lebih buruk adalah banyaknya kasus korupsi dan ketidakpedulian terhadap nasib rakyat.
Pengamalan nilai-nilai Pancasila perlu terus ditingkatkan untuk mengatasi berbagai persoalan bangsa.
Jika semua elemen bangsa mengamalkan Pancasila dengan baik, Indonesia akan lebih maju, rukun, damai, dan terhindar dari kekerasan.
Pengamalan Pancasila harus dimulai dari diri sendiri, membawa kebaikan dan kesuksesan, serta berkontribusi memajukan bangsa.
Nilai-Nilai Setiap Sila
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
Bangsa Indonesia ber-Tuhan dan menolak ateisme.
Mengamalkan ajaran agama secara berkeadaban.
Bebas beribadah sesuai agama dan kepercayaan masing-masing.
Mengedepankan harmoni dalam kehidupan bermasyarakat.
Tidak memaksakan agama kepada orang lain.
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Indonesia adalah negara bangsa yang merdeka, bersatu, dan berdaulat, serta bagian dari masyarakat dunia.
Menghormati nilai-nilai nasionalisme dan kearifan lokal bangsa lain.
Menjunjung tinggi hak asasi manusia dan persaudaraan universal.
Mengakui kesederajatan manusia sesuai harkat dan martabatnya.
Mengembangkan sikap tenggang rasa dan memahami perbedaan sebagai keniscayaan.
3. Persatuan Indonesia
Persatuan Indonesia bukan hanya karena kesamaan perangai atau nasib, tetapi juga karena persatuan antara orang dan tanah air.
Semangat kebangsaan yang melindungi seluruh bangsa dan tumpah darah Indonesia dalam bingkai NKRI.
Sikap kebangsaan yang saling menghormati perbedaan dan keberagaman.
Mengutamakan persatuan, kesatuan, dan keselamatan bangsa di atas kepentingan pribadi atau golongan.
Mengembangkan rasa cinta tanah air dan bangsa, serta bersedia berkorban untuk negara dan bangsa.
Mengembangkan rasa kebanggaan berbangsa dan bertanah air Indonesia.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
Negara Indonesia didirikan untuk semua yang bertanah air Indonesia, bukan untuk satu golongan saja.
Penyelenggaraan negara berdasarkan permusyawaratan perwakilan.
Negara demokrasi yang menjunjung tinggi kedaulatan rakyat melalui permusyawaratan di lembaga perwakilan.
Demokrasi berlandaskan permusyawaratan untuk mewujudkan kesejahteraan sosial, bukan demokrasi Barat.
Menghormati dan melaksanakan hasil musyawarah dengan itikad baik dan tanggung jawab.
Tidak mengenal sistem diktator mayoritas dan tirani minoritas.
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Memajukan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia, baik lahir maupun batin.
Menjamin setiap warga negara mendapatkan pendidikan, pekerjaan, dan penghidupan yang layak, bermartabat, dan berkeadilan.
Dipimpin oleh nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, dan permusyawaratan untuk mewujudkan keadilan.
Tidak menggunakan hak milik untuk pemborosan dan gaya hidup mewah. (MG Ni Komang Putri Sawitri Ratna Duhita)
Inilah 20 Kata Bahasa Jawa Timur vs Jawa Tengah: Sama Bunyi, Beda Arti! |
![]() |
---|
Perbedaan Ramen, Udon, dan Soba: Mi Jepang Paling Populer di Indonesia |
![]() |
---|
Berapa Lama Lalat Terbang dalam Sehari? Ini Penjelasan Ilmiahnya |
![]() |
---|
Mengapa Hari Anak Nasional Diperingati Setiap 23 Juli? Begini Sejarahnya |
![]() |
---|
21 Suku Terbesar di Indonesia: Asal Daerah, Ciri Khas, dan Keunikan Budaya Masing-Masing |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.