Temuan Kerangka di Bantul

Kasus Pembunuhan Pacar di Bantul, Korban Sempat Minta Maaf, Tapi Pelaku Tetap Mencekiknya

Ia mengaku pembunuhan itu terjadi karena ia sudah tidak kuat menahan diri kerap menerima perlakuan kasar sang kekasih. 

TRIBUNJOGJA.COM/ Neti Istimewa Rukmana
TERSANGKA PEMBUNUHAN: Polisi hadirkan pelaku dan sejumlah barang bukti kasus pembunuhan sang pacar di Sabdodadi, Bantul, saat jumpa pers di lobby Polres Bantul, Selasa (25/3/2025) 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Tersangka kasus pembunuhan sang pacar yakni Muhammad Rafy Ramadhan (24), warga Kapanewon Kretek, Kabupaten Bantul, mengaku spontan saat melakukan aksinya.

Ia mengaku pembunuhan itu terjadi karena ia sudah tidak kuat menahan diri kerap menerima perlakuan kasar sang kekasih. 

"Jadi, selama lima tahun menjalin hubungan/pacaran memang seperti hubungan biasa. Tetapi, semakin lama temperamen dan emosional korban semakin terlihat dan saya beberapa kali mendapatkan kekerasan fisik," ungkap pelaku Rafy saat dihadirkan dalam Jumpa Pers di lobby Polres Bantul, Selasa (25/3/2025).

Pelaku pun mengaku tidak kuat dengan temperamen korban.

Berdasar pengakuannya, pelaku dan korban ternyata sudah tinggal bareng selama lima tahun terakhir, namun belum menikah.

Pelaku sempat mencoba kabur dari korban, namun korban yang kekasihnya itu tetap berhasil menemukannya.

"Seberapa jauh saya kabur, pasti ditemukan. Itu (kabur dari korban) supaya ya tidak terjadi hal-hal seperti itu (pembunuhan). Tapi, karena sudah terlanjur pecah emosi saya, waktu itu ya memang sudah terjadi," ujar pelaku.

Bagaimana pun, ia mengaku bersalah dan menyesal telah membunuh kekasihnya. Bahkan, ia masih memiliki rasa sayang terhadap korban. 

Ia pun mengaku bahwa seharusnya semua masalah yang ada bisa diselesaikan dengan cara baik.

"(Waktu dicekik korban sempat minta maaf) tapi saya lanjutkan (mencekik) karena emosi saya masih meluap-luap di situ. Jadi, saya tidak bisa berpikir jernih yang ada cuma melampiaskan emosi saya tapi malah sampai begitu (meninggal dunia)," papar dia.

Jadi kerangka

Ia pun menceritakan bagaimana korban akhirnya bisa menjadi kerangka. 

Seusai korban dibunuh dengan cara dicekik pada Rabu (25/9/2024) pagi, korban ditinggal di dalam kamar kontrakan.

Lalu, beberapa waktu kemudian, korban ditemukan sudah jadi kerangka.

"Jujur waktu awal saya membuka kembali kamar itu kan sudah jadi kerangka. Di situ saya sudah kepikiran untuk mengubur korban. Tetapi, saya tidak punya lahan untuk kubur (korban). Kalau perkarangan ayah saya di samping rumah itu belum dijual, mungkin saya kubur korban di situ," paparnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved