Human Interest Story
Cerita Shafa Al Zahra, Atlet Balap Sepeda PON DIY asal Bantul yang Diguyur Bonus Setengah Miliar
Siswi SMAN 1 Sewon itu mendapat guyuran bonus sebesar setengah miliar atau Rp 500 juta atas prestasinya di PON Aceh-Sumut 2024
Penulis: Almurfi Syofyan | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Senyum sumringah terpancar dari wajah Shafa Al Zahra ketika namanya dipanggil protokol Pemda DIY untuk maju ke tengah Pendopo Bangsal Kepatihan Yogyakarta pada upacara Anugerah Prestasi PON XXI dan Peparnas XVII 2024.
Sesekali, Shafa terlihat menata jilbab hitam yang dikenakan, saat berbaris dengan para atlet PON dan Peparnas DIY lainnya di tengah Bangsal Kepatihan itu.
Atlet balap sepeda asal Kabupaten Bantul itu pada acara Anugerah Prestasi PON XXI dan Peparnas XVII 2024 tersebut menjadi atlet dengan raihan bonus tertinggi.
Siswi SMAN 1 Sewon itu mendapat guyuran bonus sebesar setengah miliar atau Rp500 juta.
Perolehan ini diraih Shafa setelah pada PON Aceh-Sumut 2024 merengkuh 2 medali emas dan 1 medali perak.
Tiga medali yang direbut Shafa yakni medali emas dari nomor criterium result putri, emas individual road race 70 km dan perak individual time trail 20 km.
Setelah menerima bonus, Shafa mengaku akan menabung uang tersebut dan sebagian juga digunakan untuk memperbarui peralatan tempurnya di balap sepeda.
"Bonusnya mau ditabung terus mungkin juga digunakan untuk beli alat-alat sepeda," ujarnya saat ditemui Tribun Jogja usai kegiatan, Selasa (25/3/2025).
Atlet berusia 17 tahun itu juga tak lupa menyisihkan bonus ini untuk berbagi dengan orang-orang yang membutuhkan.
"Selain itu juga mau disisihkan bagi yang membutuhkan," ulasnya.
Baca juga: Bonus Atlet PON dan Peparnas DIY 2024 Cair, Total Anggaran Rp33,5 Miliar
PON Aceh-Sumut 2024 merupakan pertama kalinya Shafa berlaga di pesta olahraga multi event terbesar di Indonesia itu.
Dia mengakui, dari tiga nomor yang diikuti, nomor individual road race 70 km menjadi salah satu yang terberat.
Atlet kelahiran 3 Januari 2007 ini bercerita butuh latihan hingga 7 jam setiap hari agar bisa maksimal tampil di PON kemarin.
"Persiapan sebelum ikut PON kemarin selalu fokus mengasah di endurance, ada latihan program juga. Endurance ini keliling Jogja sekitar 6 sampai 7 jam setiap hari," jelasnya.
Shafa mengaku, tak punya ekspektasi lebih saat tampil di PON perdananya itu.
Namun, torehan dua emas dan satu perak yang dipetik jelas sesuatu yang membanggakan.
Sementara itu, atlet panahan, Haidar Nauca Zhafran mengaku senang bisa menerima bonus sebelum lebaran Idulfitri
"Saya senang dapat bonus POM sebelum lebaran. Rencana uangnya mau umroh sekeluarga dan upgrade alat panahan yang lebih baik," tambah penerima bonus Rp 400 juta itu.
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X, dalam sambutannya mengatakan, PON dan Peparnas, sejatinya bukan sekadar kompetisi, tetapi juga panggung bagi untuk menyaksikan bagaimana kegigihan, kerja keras, dan semangat pantang menyerah.
Adapun di tahun 2024, pada ajang PON XXI, DIY telah berhasil mencatatkan 481 atlet dan pelatih berprestasi, sedangkan di PEPARNAS XVII, 144 atlet dan pelatih telah menunjukkan prestasi luar biasa.
"Angka tersebut bukan hanya sekedar jumlah atau statistik, melainkan cerminan betapa kuatnya tekad, dedikasi, dan perjuangan yang telah saudara semua berikan demi kejayaan olahraga DIY," ulasnya.
Orang nomor satu di DIY itu juga mengaku bangga karena dapat berada di sini, di antara putra-putri terbaik DIY.
Kepada para atlet, Sultan juga mengucapkan selamat dan terima kasih atas perjuangan yang telah dilakukan dan prestasi yang telah diraih.
"Hal ini tentu tidak mudah, karena atlet-atlet terbaik seantero negeri berlaga di sana. Terkhusus kepada atlet paralimpik, saya rasa kita semua patut untuk memberi apresiasi lebih," ulasnya. (*)
Kisah Zaira Bertels, Bangun Usaha Pemanfaatan Limbah di Sleman Jadi Produk Interior Berskala Ekspor |
![]() |
---|
Cerita Siswi Sekolah Rakyat di Bantul, Sempat Susah Tidur dan Kangen Rumah |
![]() |
---|
Cerita Faishal Ahmad Kurniawan, Putra Bantul yang Lolos Jadi Anggota Paskibraka Nasional 2025 |
![]() |
---|
KISAH Mbah Sutarji, Pejuang Penambal Jalan Berlubang yang Ikhlas Tanpa Minta Imbalan |
![]() |
---|
Kisah Putri Khasanah, Anak Pedagang Asongan di Bantul yang Bisa Kuliah Gratis di UGM |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.