Puisi
Makna Puisi Doa Sehelai Daun Kering Karya Emha Ainun Najib
Salah satu puisinya berjudul “Doa Sehelai Daun Kering” yang sarat dengan makna kerendahan hati seorang hamba di hadapan Tuhannya, di tengah rasa kecew
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Joko Widiyarso
TRIBUNJOGJA.COM - Emha Ainun Nadjib, yang lebih dikenal dengan Cak Nun, adalah seorang tokoh intelektual Muslim Indonesia yang sangat dihormati.
Ia bukan hanya seorang penyair, tetapi juga seorang budayawan, seniman, penulis, dan pemikir yang memiliki pengaruh besar dalam masyarakat Indonesia.
Puisi-puisinya sering kali dibacakan dalam berbagai acara budaya dan keagamaan, dan memiliki pengaruh yang luas di kalangan masyarakat Indonesia.
Salah satu keunikan puisi Cak Nun adalah kemampuannya untuk menggabungkan unsur-unsur keagamaan, budaya, dan sosial dalam karyanya.
Salah satu puisinya berjudul “Doa Sehelai Daun Kering” yang sarat dengan makna kerendahan hati seorang hamba di hadapan Tuhannya, di tengah rasa kecewa dan kesedihan yang mendalam.
Berikut isi dan makna puisi “Doa Sehelai Daun Kering”:
Isi Puisi “Doa Sehelai Daun Kering"
Janganku suaraku, ya 'Aziz
Sedangkan firman-Mu pun diabaikan
Jangankan ucapanku, ya Qawiy
Sedangkan ayat-Mu pun disepelekan
Jangankan cintaku, ya Dzul Quwwah
Sedangkan kasih sayang-Mu pun dibuang
Jangankan sapaanku, ya Matin
Sedangkan solusi tawaranMupun diremehkan
Betapa naifnya harapanku untuk diterima oleh mereka
Sedangkan jasa penciptaanMupun dihapus
Betapa lucunya dambaanku untuk didengarkan oleh mereka
Sedangkan kitabMu diingkari oleh seribu peradaban
Betapa tidak wajar aku merasa berhak untuk mereka hormati
Sedangkan rahman rahimMu diingat hanya sangat sesekali
Betapa tak masuk akal keinginanku untuk tak mereka sakiti
Sedangkan kekasihMu Muhammad dilempar batu
Sedangkan IbrahimMu dibakar
Sedangkan YunusMu dicampakkan ke laut
Sedangkan NuhMu dibiarkan kesepian
Akan tetapi wahai Qadir Muqtadir
Wahai Jabbar Mutakabbir
Engkau Maha Agung dan aku kerdil
Engkau Maha Dahsyat dan aku picisan
Engkau Maha Kuat dan aku lemah
Engkau Maha Kaya dan aku papa
Engkau Maha Suci dan aku kumuh
Engkau Maha Tinggi dan aku rendah serendah-rendahnya
Akan tetapi wahai Qahir wahai Qahhar
Rasul kekasihMu maíshum dan aku bergelimang hawaí
Nabi utusanmu terpelihara sedangkan aku terjerembab-jerembab
Wahai Mannan wahai Karim
Wahai Fattah wahai Halim
Aku setitik debu namun bersujud kepadaMu
Aku sehelai daun kering namun bertasbih kepadaMu
Aku budak yang kesepian namun yakin pada kasih sayang dan pembelaan-Mu
Arti dan Makna Puisi “Doa Sehelai Daun Kering”
Penyair mengungkapkan kekecewaannya karena merasa tidak didengar dan tidak dihargai oleh manusia.
Namun, ia segera menyadari bahwa bahkan firman Tuhan dan para nabi pun sering diabaikan dan disakiti.
Ini menunjukkan kerendahan hati penyair, yang merasa tidak pantas untuk mengharapkan perlakuan yang lebih baik daripada yang diterima oleh para nabi dan firman Tuhan sendiri.
Penggunaan kata-kata seperti "jangankan," "betapa naifnya," dan "betapa lucunya" menekankan rasa tidak berdaya dan kerendahan hati penyair.
Penyair mengakui keagungan Tuhan yang Maha Kuasa, Maha Kaya, dan Maha Suci, sementara dirinya merasa sangat kecil, lemah, dan penuh dosa.
Kontras antara keagungan Tuhan dan kelemahan diri penyair ini semakin memperkuat rasa kerendahan hati dan ketergantungan penyair kepada Tuhannya.
Penyair membandingkan dirinya dengan Rasulullah dan para nabi yang terpelihara dari dosa, sementara dirinya merasa terjerumus dalam hawa nafsu.
Meskipun merasa sangat rendah dan penuh dosa, penyair tetap yakin akan kasih sayang dan pembelaan Tuhan.
Ia mengungkapkan keyakinannya melalui kata-kata "aku setitik debu namun bersujud kepadaMu," "aku sehelai daun kering namun bertasbih kepadaMu," dan "aku budak yang kesepian namun yakin pada kasih sayang dan pembelaan-Mu."
Ini menunjukkan bahwa di tengah rasa kecewa dan kerendahan hati, penyair tetap memiliki harapan dan keyakinan yang kuat kepada Tuhannya. (MG Ni Komang Putri Sawiri Ratna Duhita)
5 Puisi Cocok dengan Cuaca Mendung Hari Ini, Pas Buat Kamu yang Sedang Rindu |
![]() |
---|
Makna Puisi Orang-Orang Miskin Karya W.S. Rendra |
![]() |
---|
Makna Puisi Aku Berkisar Antara Mereka Karya Chairil Anwar, Sebuah Potret Eksistensi Sosial |
![]() |
---|
Makna Puisi Wanita Pengumpul Kayu Bakar Karya Abdul Wachid BS, Kritik Kemunafikan Moral dan Hasrat |
![]() |
---|
Makna Puisi Malam di Kota Khatulistiwa karya Wiji Thukul, Potret Dualitas Kehidupan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.