Sinergi Pariwisata dan UMKM di Yogyakarta: Hotel sebagai Jembatan Pemasaran Produk Lokal
Strategi pemasaran produk UMKM dan sektor pariwisata di Yogyakarta menjadi fokus utama pembahasan dalam acara Ramadan Talks
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Ikrob Didik Irawan
TRIBUNJOGJA.COM – Peran sektor perhotelan dalam mendukung perkembangan UMKM di Yogyakarta menjadi sorotan dalam acara Ramadan Talks yang digelar oleh Ramada by Wyndham dan Wyndham Garden Yogyakarta di Ramada Hotel, Jumat (07/03/2025).
Melalui kolaborasi dengan industri kreatif lokal, hotel-hotel di Yogyakarta berupaya memperkenalkan produk UMKM kepada wisatawan, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
Anita Verawati, Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata Dinas Pariwisata DI Yogyakarta, menekankan pentingnya peran hotel dalam menopang industri ekonomi kreatif.
“Banyak sektor pariwisata Yogyakarta yang menunjang perekonomian daerah, salah satunya adalah adanya homestay dan hotel,” jelasnya.
Kaitan erat antara sektor pariwisata dan UMKM juga disampaikan oleh Minni Gunawan, Mentor UMKM DIY, Praktisi Ekraf, dan Business Consultant.
Menurutnya, keberadaan UMKM di Yogyakarta sangat terkait dengan ekonomi kreatif yang berkembang di sektor pariwisata.
Baca juga: Luapan Sungai Tuntang Lumpuhkan Jalur KA di Grobogan, Sejumlah Perjalanan Dibatalkan
“Sebenarnya UMKM ini kalau kami membahasakan ekraf ya mungkin kalau di pariwisata, itu (ekonomi kreatif) dengan sektor pariwisata saling menunjang,” ungkapnya dalam sesi Ramadan Talks.
Kontribusi ekonomi kreatif terhadap perekonomian Yogyakarta pun cukup besar.
Vera menjelaskan bahwa sektor ini menyumbang sekitar 60 persen terhadap pertumbuhan ekonomi dan menyerap hampir 97 persen tenaga kerja yang terlibat dalam industri kreatif.
Rio Mahendra, General Manager Ramada dan Wyndham Garden Yogyakarta, menegaskan bahwa hotel memiliki potensi besar untuk membantu pemasaran produk UMKM.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah menempatkan produk lokal di dalam hotel, baik sebagai bagian dari sajian makanan, pajangan di lobi, maupun sebagai barang yang bisa dibeli oleh tamu.
“Tamu hotel bukan hanya wisatawan, tapi juga pelaku bisnis yang bisa menciptakan potensi semakin berkembang,” ujarnya.
Namun, Rio menambahkan bahwa diperlukan standarisasi agar produk UMKM dapat ditampilkan secara tepat dan menarik bagi pasar perhotelan.
“Ya, jadi supply chain-nya mungkin perlu diperbaiki ya, kalau dari sisi kita ya, karena kita sebagai user ya, kita sebagai user yang kita akan tampilkan di breakfast, di lobby itu, bukan semata-mata bisa semuanya, ya kita juga mesti pilih-pilih,” jelasnya.
Standarisasi ini mencakup pemilihan produk berdasarkan kategori hotel dan kualitasnya.
“Jadi tidak sembarangan juga, oh ya kalau untuk bintang 5, kayaknya produknya yang ini deh, kalau untuk bintang 3, yang ini produknya gitu, yang bisa ditampilkan,” tambah Rio.
Lebih lanjut, Rio mengungkapkan bahwa pihak hotel juga melakukan uji coba terhadap produk UMKM sebelum dipasarkan lebih luas.
Proses ini mencakup penyesuaian rasa, pengemasan, hingga kecocokan dengan standar industri perhotelan.
Dengan adanya sinergi ini, hotel tidak hanya berperan sebagai penyedia akomodasi, tetapi juga menjadi jembatan bagi UMKM untuk menjangkau pasar yang lebih luas.
Upaya kolaboratif ini diharapkan dapat semakin memperkuat perekonomian kreatif di Yogyakarta dan memberikan nilai tambah bagi sektor pariwisata. (MG Kofifah Tiara Pramuditha)
Rebranding Hingga Bidik Pasar Mancanegara Jadi Srategi Perhotelan di Tengah Efisiensi |
![]() |
---|
Wisatawan Domestik Padati DIY, Kunjungan Turis Asing Masih Seret |
![]() |
---|
UMKM Jogja Bidik Pasar Afrika dan Timur Tengah usai Keputusan Tarif Ekspor AS |
![]() |
---|
Rangkuman Materi Bahasa Indonesia Kelas 10 Bab 2 : Pengertian, Ciri, Tujuan Teks Anekdot |
![]() |
---|
Fakta Menarik di Balik Film Kpop Demon Hunters, Terinspirasi dari Idol Kpop dan Aktor Korea |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.