Ribuan Santri di Sewon Sudah Mendapat MBG Sejak 24 Februari 2025, Ini Cerita Pengasuh

Pengasuh Tsanawiyah Putra Ali Maksum, Nilzam Yahya, mengatakan setidaknya ada sekitar lebih dari 2.000 santri yang sudah mendapat MBG

Tribunjogja.com/Ahmad Syarifudin
MBG DI PONPES: Ilustrasi foto dok makan bergizi gratis. Ribuan santri di Pondok Pesantren (Ponpes) Ali Maksum Krapyaksudah mendapatkan program MBG sejak 24 Februari 2025. 

Pihaknya mengucap syukur karena para santri mendapatkan program MBG untuk pemenuhan gizi yang seimbang.

Ia berharap agar program tersebut dapat terus berjalan untuk mendukung tumbuh kembang anak.

"Ya saya juga memaklumi. Ini kan program baru, pasti ada kekurangan di sana sini. Tapi, kearifan tersebut menurut saya bisa dipahami menjadi sebuah keberagaman. Yang paling penting dalam MBG ini adalah makanan yang fresh dan bukan makanan yang frozen-frozen begitu," ucapnya.

Libatkan BUMKal

Sementara itu, Direktur Badan Usaha Milik Kalurahan (BUMKal) Panggung Lestari Panggungharjo, Ahmad Arief Rohman, mengaku senang bisa terlibat sebagai penyedia MBG. 

Sejak program itu berjalan, pihaknya terlibat memproduksi ribuan porsi makan untuk lima sekolah di dekatnya.

"Lokasi sasarannya buka di sekolah dasar, tetapi di pondok pesantren (Ponpes) dekat kami. Jadi cuma satu tempat itu. Tapi di dalam Ponpes itu ada lima jenjang sekolah," katanya.

Mengingat program tersebut membutuhkan dana yang besar, pihaknya bekerja sama dengan Yayasan Mataram Jaya Sejati untuk membantu suplai dana bahan makanan.

"Itu (Yayasan Mataram Jaya Sejati) yang mengoperasikan dan yang nomboki (untuk bayar kekurangan dana). Karena duit MBG dari pusat itu kan enggak langsung turun ke kami. Biasanya, butuh waktu dua atau atau beberapa waktu baru turun ke kemi. Sedangkan, dalam sehari tu butuh jutaan rupiah dana untuk beli sayur dan kebutuhan sejenisnya," jelasnya.

Ia mengatakan suplai bahan baku untuk menu MBG itu diambil dari produksi lokal berupa tahu dan tempe, dan bahan lainnya didatangkan dari luar Kalurahan Panggungharjo.

"Untuk sumber daya manusia kami yang terserap itu ada 18. Sisanya anak-anak pondok. Kemudian di base camp ada tiga orang yakni ahli gizi, ahli keuangan, dan ahli kesehatan. Jadi semuanya ada pembagiannya," jelasnya.

Proses dan distribusi

Adapun proses masak, kata Arief dimulai dari pukul 16.00 WIB atau sehari sebelum pendistribusian. Lalu, masak makanan mulai pukul 00.00 WIB, potong buah dan packing pukul 04.00 WIB, dan distribusi mulai pukul 07.00 WIB.

Arief melanjutkan bahwa nantinya ada bagian cleaning service dan tim cuci alat makan. Tim tersebut sudah memiliki tugas masing-masing yang bekerja mulai pukul 14.00 WIB.

"Kemudian, selama Ramadan MBG tetap jalan. Tapi, makanan tersebut adalah kering dan menu yang diberikan juga sudah ditentukan oleh pusat. Kemudian turunan bahan bahan bakunya juga ditentukan oleh pusat. Lalu, untuk proses distribusinya tidak siang. Distribusi makanannya dibuat sore. Jadi jamnya akan berubah," kata dia.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved