Puisi

Arti dan Makna Puisi Senangnya Shalat Tarawih Karya Chairil Anwar

Ibadah berjamaah di malam hari ini bukan sekadar bersembahyang kepada Tuhan, tetapi juga tentang ikatan sesama umat. 

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Joko Widiyarso
https://www.freepik.com/
Ilustrasi - Ramadhan 1441 H 

TRIBUNJOGJA.COM - Shalat Tarawih merupakan agenda wajib yang dilakukan umat Muslim selama bulan Ramadan

Ibadah berjamaah di malam hari ini bukan sekadar bersembahyang kepada Tuhan, tetapi juga tentang ikatan sesama umat. 

Fenomena ini dituangkan dalam sebuah sajak indah milik penyair Chairil Anwar yang berjudul “Senangnya Shalat Tarawih” 

Berikut arti dan makna puisi tersebut: 


Isi Puisi “Senangnya Shalat Tarawih” 


Setiap bulan ramadhan kami umat Islam selalu menunaikan salat tarawih berjamaah

Setiap pukul setengah tujuh malam ayah menggandeng tanganku berjalan menuju masjid di seberang jalan


Setiba disana sudah banyak jamaah salat tarawih

Kami segera berwudhu kemudian mencari tempat yang masih kosong dan menunggu azan dikumandangkan oleh muazin


Setelah itu kami menunaikan salat isya

Kemudian salat tarawih berjamaah dipimpin oleh Imam masjid yang bersuara sangat lembut

Alhamdulillah, kami melaksanakan salat tarawih dengan khusyuk


Arti dan Makna Puisi “Senangnya Shalat Tarawih” 

A. Deskripsi Suasana Tarawih Berjamaah:

Puisi ini menggambarkan rutinitas salat tarawih berjamaah yang dilakukan setiap bulan Ramadan.

Ayah dan anak bersama-sama menuju masjid, menggambarkan kebersamaan dan tradisi keluarga.

Suasana masjid yang ramai dengan jamaah, menggambarkan kekhusyukan dan semangat beribadah.

 

B. Proses Pelaksanaan Tarawih:

Dimulai dengan wudu, menunggu azan, melaksanakan salat Isya, dan kemudian salat tarawih.

Imam masjid yang bersuara lembut memimpin salat, menambah kekhusyukan.

Pelaksanaan salat tarawih yang khusyuk, menunjukkan penghayatan dan ketenangan dalam beribadah.

 

C. Makna yang Tersirat:

Puisi ini menggambarkan tradisi Ramadan yang indah dan penuh kekhusyukan.

Menunjukkan pentingnya kebersamaan keluarga dalam menjalankan ibadah.

Menggambarkan suasana spiritual yang tenang dan damai selama bulan Ramadan.

Puisi ini ditulis dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami, sehingga dapat dinikmati oleh semua kalangan. (MG Ni Komang Putri Sawitri Ratna Duhita) 

 

 

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved