SOSOK Fahrul Nurkolis, Ilmuwan Muda yang Punya Hak Paten Obat Antikanker dan Antidiabetes

Fahrul Nurkolis, S.Si ebagai ilmuwan muda dengan lebih dari 105 publikasi jurnal internasional bereputasi, serta pemegang hak paten

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Iwan Al Khasni
TRIBUNJOGJA/Istimewa
ILMUWAN MUDA : Potret Fahrul Nurkolis, ilmuwan muda Indonesia, peneliti UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang memiliki lebih dari 105 publikasi jurnal internasional bereputasi dan pemegang hak paten untuk senyawa antikanker dan antidiabetes 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Tidak banyak anak muda yang mampu menembus dunia penelitian internasional di usia muda. 

Namun, Fahrul Nurkolis, S.Si., (25) membuktikan bahwa usia dan asal bukanlah penghalang untuk bermimpi besar.

Lahir dan besar di Madiun, Jawa Timur, Fahrul mulai dikenal sebagai ilmuwan muda dengan lebih dari 105 publikasi jurnal internasional bereputasi, serta pemegang hak paten untuk senyawa antikanker dan antidiabetes.

Sejak mahasiswa, ia aktif mengikuti konferensi internasional dan membangun jejaring global. 

Kerja kerasnya membawanya menjadi delegasi termuda di Nordic Nutrition Conference di Finlandia, serta mendapatkan penghargaan dari Ikatan Dokter Indonesia atas inovasi risetnya.

Bagi Fahrul, sains bukan sekadar teori, tetapi juga harus berdampak nyata.

“Penelitian harus bisa menjawab permasalahan yang ada di masyarakat,” ujarnya kepada Tribun Jogja, Minggu (2/3/2025).

Fahrul, yang juga merupakan peneliti di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta meyakini, Indonesia memiliki kekayaan alam yang luar biasa.

“Tantangan kita adalah bagaimana mengolahnya menjadi inovasi medis yang berdampak bagi kesehatan global," ujar Fahrul.

Penelitian senyawa antikanker dan antidiabetes berasal dari bahan alam Indonesia, termasuk Echinacea purpurea, Anggur Laut, dan Bawang Dayak.

Echinacea purpurea adaah tanaman yang memang dibudidayakan di Indonesia dan Anggur Laut banyak ditemukan di wilayah pesisir Indonesia.

Sementara, Bawang Dayak merupakan tanaman asli Indonesia, terutama di Kalimantan, dengan ketersediaan yang cukup tinggi untuk pengembangan lebih lanjut.

Senyawa bioaktif dari bahan alam ini memiliki potensi untuk mencegah kanker dengan menghambat proliferasi sel kanker, menginduksi apoptosis, atau menghambat jalur sinyal kanker.

“Senyawa antidiabetes itu bisa mengatur insulin receptor (IR), GLP-1R atau Glucagon-Like Peptide-1 Receptor dan PPARs atau Peroxisome Proliferator-Activated Receptors untuk meningkatkan sensitivitas insulin dan metabolisme glukosa,” beber dia.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved