Ramadan 2025

Jelang Ramadan, Warga Desa Mranggen Klaten Gelar Tradisi Nawu Sendang Gotan dan Berebut Ikan Lele

Kegiatan tersebut merupakan bagian tradisi sadranan warga Desa Mranggen yang dilakukan setiap Ruwah (kalender Jawa) menjelang bulan Ramadan

Penulis: Dewi Rukmini | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/ Dewi Rukmini
JELANG RAMADAN - Salah satu prosesi pengambilan air menggunakan siwur atau gayung batok kelapa dalam tradisi Nawu Sendang Gotan di Desa Mranggen, Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Minggu (23/2/2025). Tradisi ini digelar sebagai rangkaian menjelang datangnya bulan Ramadan 

Setiap berhasil menangkap ikan lele, mereka langsung melemparkan ke tepian.

Sementara di tepi sendang sudah ada anak ataupun teman yang berjaga memasukkan ikan hasil tangkapan ke wadah ember.

Ketua RW 15 Desa Mranggen sekaligus Ketua Panitia Acara, Suparman, mengungkapkan Nawu Sendang Gotan adalah tradisi rutin warga Desa Mranggen setiap menjelang Ramadan.

Tradisi menguras air Sendang Gotan itu bertujuan untuk menjaga kualitas debit air sekaligus melestarikan budaya serta tradisi warisan nenek moyang setempat. 

"Tradisi Nawu Sendang Gotan sudah dilakukan sejak dulu oleh simbah-simbah (nenek moyang) kami. Faktanya kami adalah generasi keenam," kata Suparman kepada Tribunjogja.com, Minggu (23/2/2025). 

Ia menceritakan, dahulu nenek moyangnya menjaga Sendang Gotan dengan cara sepakat tidak membuat sumur gali di sekitar sendang.

Namun, seiring berkembangnya zaman warga membuat sumur pompa untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari yang tidak bisa dilakukan di sendang. 

Karena itu, warga menggelar tradisi Nawu Sendang Goton atau menguras dan membersihkan kolam sumber mata air sendang.

Untuk memeriahkan tradisi itu, dilakukan rayahan ikan lele.

"Ada 80 kg ikan lele yang disebar," ucapnya.

Adapun, ikan lele yang diperebutkan itu adalah hasil swasembada atau iuran warga. Begitu selesai diperebutkan, kolam Sendang Gotan kembali dikuras. 

"Di samping melestarikan air sendang, tradisi itu juga membuat warga saling guyub rukun. Sebenarnya kami mengambil kesepakatan setiap tanggal 20 Nyadaran. Tapi kadang kan bukan hari Minggu. Makanya kami tetap ambil pada Minggu agar keterlibatan semua warga lebih totalitas," tuturnya.

Lebih lanjut, Suparman berharap lewat gelaran itu sumber air Sendang Gotan bisa tetap lestari. Selain itu, ia berharap tradisi tersebut bisa jadi agenda tahunan Desa Mranggen.

Mengingat Desa Mranggen akan dijadikan sebagai salah satu desa wisata di Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved