Peraih Skor Tertinggi CPNS Kemenkumham Gagal Lolos Hanya Karena Kurang 0,5 Cm

Tri mengaku syok saat mengetahui dirinya tidak lolos seleksi kesehatan karena tinggi badannya kurang 0,5 sentimeter dari persyaratan 158 cm.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Ikrob Didik Irawan
TribunSolo.com/Tri Widodo)
Tri Cahyani, seorang buruh pabrik di Boyolali, harus menelan pil pahit tidak lolos CPNS hanya karena tinggi badan. Padahal, dia peraih skor SKD tertinggi seleksi CPNS Kemenkumhan Jateng.(TribunSolo.com/Tri Widodo) 

TRIBUNJOGJA.COM, BOYOLALI – Tri Cahyaningsih (32) tidak menyangka perjalanannya mengejar impian menjadi abdi negara harus terhenti di tahap akhir.

Buruh pabrik asal Boyolali ini sempat viral di media sosial setelah meraih skor tertinggi dalam Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) CPNS Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Jawa Tengah.

Namun, harapannya pupus setelah gagal memenuhi syarat tinggi badan minimum.

Tri mengaku syok saat mengetahui dirinya tidak lolos seleksi kesehatan karena tinggi badannya kurang 0,5 sentimeter dari persyaratan 158 cm.

"Saya langsung syok. Biasanya tidak segitu. Pulang langsung nangis sepanjang jalan," ujarnya saat dikutip dari Kompas.com, Kamis (20/2/2025).

Meskipun merasa kecewa, ibu dua anak ini berusaha menerima kenyataan dengan lapang dada.

"Sama keluarga ya sudah ikhlas. Belum rejekinya," kata Tri. 

Baca juga: Permintaan Kementerian KKP, Jutaan Benih Ikan Nila dari Sleman Dikirim ke Pantura

Sejak lama, ia bercita-cita menjadi pegawai negeri untuk meningkatkan kesejahteraan keluarganya.

"Kalau di pabrik kan segitu aja. Sementara masa depan anak masih panjang," tambahnya.

Tri bukan kali ini saja mencoba peruntungan di seleksi CPNS. Sejak 2017, ia telah beberapa kali mendaftar dengan formasi yang sama, yaitu penjaga tahanan di Kemenkumham.

Namun, ia selalu gagal di tahap akhir.

Pada 2024, setelah mengetahui ada batas usia maksimal 35 tahun untuk pendaftar CPNS, ia kembali mencoba.

Tanpa trik khusus, Tri hanya mengandalkan latihan soal dan membaca buku untuk menghadapi ujian.

"Sering latihan soal dan membaca buku. Pokoknya rutin belajar aja. Kemarin memang sudah target aja. Targetnya (skor) 450," ungkapnya.

Ketika hasil ujian SKD diumumkan, Tri kaget melihat namanya di peringkat teratas.

Sayangnya, kegembiraan itu hanya bertahan sementara. Ketika memasuki tahap seleksi kesehatan, ia harus menerima kenyataan pahit.

Meski begitu, kegagalan ini tidak menyurutkan semangatnya. Jika ada kesempatan tahun ini, ia berencana mencoba kembali.

"InsyaAllah (ikut lagi seleksi CPNS)," kata istri Wahyudi (38) itu dengan optimisme. (*)

 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved