Bawa Keranda Mayat, Mahasiswa Untidar Demo Tuntut Pengusutan Dugaan Penyelewengan Dana Praktikum

Mereka menuntut pencopotan Kepala Prodi Agroteknologi Fakultas Pertanian Untidar yang dianggap sewenang-wenang kepada mahasiswanya

Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Yoseph Hary W
Tribunjogja.com / Yuwantoro Winduajie
DEMO MAHASISWA: Ratusan mahasiswa Universitas Tidar (Untidar) Magelang menggelar aksi demonstrasi di area Kampus Untidar pada Senin (17/2/2025) 

TRIBUNJOGJA.COM, KOTA MAGELANG – Ratusan mahasiswa Universitas Tidar (Untidar) Magelang menggelar aksi demonstrasi di area Kampus Untidar pada Senin (17/2/2025). 

Selain menggelar orasi, peserta aksi juga tampak membawa keranda sebagai simbol kematian hati nurani universitas dalam menanggapi keluhan mahasiswa.

Mereka menuntut pencopotan Kepala Prodi Agroteknologi Fakultas Pertanian Untidar yang dianggap sewenang-wenang kepada mahasiswanya hingga diduga menyelewengkan dana praktikum.

Aksi ini diikuti oleh mahasiswa dari berbagai fakultas, termasuk Fakultas Pertanian dan sejumlah fakultas lainnya.

Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Pertanian, Naufal Nur Syabani menjelaskan, peserta aksi sengaja membawa keranda sebagai simbol matinya perhatian dan tanggung jawab universitas terhadap kondisi mahasiswanya. 

“Karena persoalan ini sudah berlangsung dari 10 tahun bahkan banyak korban yang bercucuran di sini dan memberikan keluhan,” ungkap Naufal ditemui di sela aksi, Senin (17/2/2025).

Dia mengatakan, dalam aksi kali ini mahasiswa menyuarakan sejumlah tuntutan.

Di antaranya meminta adanya investigasi dan transparansi anggaran praktikum lapangan Prodi Agroteknologi yang selama ini tidak jelas dan merugikan mahasiswa.

Mereka juga meminta adanya dukungan psikologis mengingat banyaknya mahasiswa yang mengalami gangguan kesehatan mental akibat sifat arogan oknum dosen tersebut.

Dosen tersebut dinilai mahasiswa telah mempraktikkan feodalisme dalam pengelolaan program studi, terutama di Fakultas Pertanian. 

Terakhir, mahasiswa menuntut pencopotan dosen tersebut.

"Jika dosen tersebut dibiarkan, praktik feodalisme di Universitas Tidar akan terus berlangsung, dan teman-teman dari program studi, khususnya di Agroteknologi, akan terus mengalami intimidasi." ungkapnya.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Untidar, Prof Parmin menyebut pihak universitas telah membentuk tim etik untuk memeriksa dosen yang diadukan tersebut. 

“Kami sedang menunggu laporan tertulis dari fakultas yang akan dilengkapi dengan bukti-bukti yang ada. Kami akan membentuk tim etik yang akan memeriksa masalah ini,” jelas Parmin. 

Tim etik nantinya akan memanggil dosen yang bersangkutan dan mahasiswa untuk mengklarifikasi semua bukti yang ada.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved