Sistem Satu Arah hingga Penutupan Total, Ini Skema Uji Coba Lalu Lintas Plengkung Gading

Dinas Perhubungan DIY telah menyusun rencana uji coba manajemen lalu lintas di kawasan Njeron Beteng, termasuk di Plengkung Gading.

Penulis: Hanif Suryo | Editor: Yoseph Hary W
Tribun Jogja/ Ahmad Syarifudin
Ilustrasi - foto dok. Kawasan Plengkung Gading mengalami kemacetan panjang akibat banyaknya kendaraan yang melintas baik dari maupun menuju kawasan Alun-alun Selatan, Sabtu(5/5/2018). 

TRIBUNJOGJA.COM - Tekanan aktivitas dan lalu lintas yang padat menjadi ancaman serius bagi kelestarian Plengkung Gading, atau Plengkung Nirbaya, yang merupakan bagian dari kawasan Sumbu Filosofi Yogyakarta.

Berdasarkan temuan Dinas Kebudayaan DIY tahun 2018, deformasi berupa retakan pada struktur Plengkung Gading telah terdeteksi, disebabkan oleh guncangan kendaraan serta polusi udara akibat padatnya lalu lintas di kawasan tersebut.

Hal ini mendasari wacana penataan ulang Plengkung Gading oleh pemerintah daerah, termasuk upaya pengaturan lalu lintas dan penataan para pedagang di sekitar kawasan.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Energi Sumber Daya Alam (DPUPESDM) DIY, Anna Rina Herbranti, menegaskan bahwa tekanan lalu lintas menjadi salah satu penyebab utama kerusakan pada Plengkung Gading.

“Lalu lintas yang padat dan kondisi Plengkung yang mulai retak ini sudah berlangsung lama. Karena Plengkung adalah cagar budaya dan bagian dari Sumbu Filosofi, perlu dilakukan penataan dan manajemen lalu lintas untuk melindunginya,” ujar Anna saat ditemui di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Kamis (23/1/2025).

Diketahui, Dinas Perhubungan DIY telah melakukan telaah manajemen dan rekayasa lalu lintas kawasan Njeron Beteng segmen Plengkung Gading/Plengkung Nirbaya.

Ada beberapa aspek pengelolaan Sumbu Filosofi. Merujuk pada Peraturan Gubernur DIY Nomor 2 Tahun 2024, tugas Pemda DIY adalah menyelesaikan tekanan pembangunan;

mengurangi tekanan lingkungan; mengatasi bencana alam dan kesiapsiagaan bencana; mengembangkan pariwisata berkelanjutan; dan menyelesaikan permasalahan tekanan masyarakat sekitar.

Saat ini, Kawasan Sumbu Filosofi Yogyakarta dihadapkan pada permasalahan kemacetan dan kurang terkendalinya pertumbuhan infrastruktur.

Diperlukan manajemen transportasi yang berkelanjutan dan tata ruang yang sesuai dengan kebutuhan mempertahankan Outstanding Universal Value (OUV) dan dapat meningkatkan ekonomi pelaku Micro, Small, Medium Enterprise (MSME) atau UMKM di Kawasan Cosmological Axis of Yogyakarta.

Permasalahan Lalu Lintas yang ada di kawasan Sumbu Filosofi menunjukkan, pertumbuhan kendaraan pribadi sangat tinggi, mencapai 7 - 10 persen per tahun. 

Salah satunya, berpengaruh pada menurunnya kualitas udara di kawasan jeron benteng. Perlu adanya penanganan yang komprehensif pada kawasan Plengkung Nirboyo.

Rekayasa lalu lintas

Diperlukan pengaturan rekayasa lalu lintas dengan mengurangi kepadatan lalu lintas pada titik ini.  

Dinas Perhubungan DIY telah menyusun rencana uji coba manajemen lalu lintas di kawasan Njeron Beteng, termasuk di Plengkung Gading.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved