Imlek 2025

Cerita Produsen Kue Keranjang yang Masih Eksis Sejak 1960an di Jogja

Orangtuanya sudah memproduksi kue keranjang sejak 1960an di Jl. Tukangan No.43, Tegal Panggung, Danurejan, Kota Yogyakarta. 

Tribunjogja/ Christi Mahatma Wardhani
Produsen Kue Keranjang Nyonya Seneng, Sulistyowati (80). 

Laporan Reporter Tribun Jogja Christi Mahatma Wardhani

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA- Kue keranjang merupakan makanan identik yang selalu ada setiap perayaan Tahun Baru Imlek. Kue keranjang menjadi salah salah satu sesaji saat upacara sembahyang leluhur.

Tidak hanya sebagai sesaji, kue keranjang juga digunakan sebagai oleh-oleh ketika berkunjung ke kerabat saat Imlek. 

Pembuat Kue Keranjang Nyonya Seneng, Sulistyowati (80) mengatakan kue keranjang berbentuk bulat dan memiliki tekstur yang melambangkan persaudaraan erat.

Suasana rumah produksi Kue Keranjang Nyonya Seneng di  di Jl. Tukangan No.43, Tegal Panggung, Danurejan, Kota Yogyakarta.
Suasana rumah produksi Kue Keranjang Nyonya Seneng di di Jl. Tukangan No.43, Tegal Panggung, Danurejan, Kota Yogyakarta. (Tribunjogja/ Christi Mahatma Wardhani)


 
“Kue keranjang itu kan untuk sembahyang leluhur, mendoakan leluhur yang sudah meninggal. Untuk oleh-oleh juga, setahun sekali (saat Imlek) kan berkumpul keluarga, harapannya mempererat tali persaudaraan,” katanya, Senin (20/01/2025). 

Sebagai makanan khas Imlek, permintaan kue keranjang meningkat sebulan sebelum Imlek. Namun puncak permintaan kue keranjang meningkat pesat seminggu sebelum Imlek. 

Setiap harinya, ia memproduksi sekitar 200 kilogram kue keranjang. Untuk memenuhi tingginya permintaan, ia dibantu oleh 9 karyawan. 

Ia menerangkan kue keranjang yang ia kelola merupakan warisan dari orangtuanya.

Orangtuanya sudah memproduksi kue keranjang sejak 1960an di Jl. Tukangan No.43, Tegal Panggung, Danurejan, Kota Yogyakarta

“Sejak umur 15 tahunan saya sudah membantu. Jadi setiap mau Imlek, anak-anaknya ikut membantu. Sebelum membuat kue keranjang berdoa dulu, supaya diberikan kelancaran semuanya. Karena untuk membuat kue keranjang itu kan butuh waktu lama,” terangnya. 

Menurut dia, menjaga kualitas adalah kunci kue keranjang produksinya bisa eksis hingga sekarang. Dalam pembuatan kue keranjang, ia masih mempertahankan resep dari orangtuanya dulu. 

“Karena kami kan sudah punya langganan, jadi kami harus menjaga kualitas. Pakai bahan-bahan yang berkualitas. Meskipun harganya (bahan baku) naik, kami nggak mau menurunkan kualitas. Ya harganya (kue keranjang) yang kami naikkan, karena memang bahan yang kami gunakan berkualitas,” lanjutnya. 

Untuk harga, ia mematok Rp 54.000 per kilogramnya. Ukuran kue keranjang juga bervariasi, ada yang berisi hingga 4 kue keranjang per kilogramnya. 

Saat ini, kue keranjang produksinya telah dikirim ke berbagai daerah, mulai dari DIY, Jawa Tengah, hingga Lampung. (maw) 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved