Berita Internasional

Israel Setuju Gencatan Senjata di Gaza Mulai Minggu 19 Januari 2025 Pukul 06:30 GMT

Gencatan senjata Israel-Hamas di Gaza akan mulai Minggu 19 Januari 2025 pukul 06:30 pagi waktu setempat. Sandera akan dibebaskan.

independent.co.uk
PM Israel Benyamin Netanyahu 

TRIBUNJOGJA.COM - Pemerintah koalisi Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu telah menyetujui kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas.

Diwartakan Al Jazeera, Sabtu (18/1/2025), gencatan senjata di Jalur Gaza, Palestina, yang telah disetujui Israel dan Hamas akan mulai berlaku pada Minggu, 19 Januari 2025 pukul 06:30 GMT Greenwich Mean Time (GMT) atau pukul 13:30 WIB.

Otoritas Palestina mengumumkan bahwa mereka siap untuk memikul "tanggung jawab penuh" di Jalur Gaza setelah penerapan perjanjian gencatan senjata.

Gencatan senjata tahap pertama ini akan berlangsung selama 6 minggu ke depan.

Namun, sejak kesepakatan gencatan senjata diumumkan pada Rabu (15/1/2025) malam, hampir 120 warga Palestina tewas dalam serangan Israel di Gaza.

UNICEF melaporkan, sejak perang Israel-Hamas pada Oktober 2023 hingga sekarang, setidaknya ada 35 orang anak Palestina yang tewas di Gaza setiap harinya.

Serangan Hamas di Israel pada 7 Oktober 2023 telah menewaskan 1.139 orang. Pada hari yang sama, Hamas menawan lebih dari 200 orang Israel.

Adapun serangan Israel selama 15 bulan terakhir di Gaza telah menewaskan 46.876 warga Palestina. Sebanyak 110.642 orang warga Palestina mengalami luka-luka pascaserangan Israel.

Banyak warga Palestina ditawan dan disiksa di penjara Israel.

Kesepakatan gencatan senjata Israel-Hamas

Rumah sakit di Rafah kehabisan bahan bakar. Foto yang diambil pada 6 Mei 2024 menunjukkan asap mengepul menyusul pengeboman di timur Rafah di Jalur Gaza selatan, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan gerakan Hamas Palestina. Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borell pada tanggal 6 Mei mengutuk perintah Israel agar warga Palestina yang tinggal di Rafah timur meninggalkan kota Gaza menjelang serangan darat yang diperkirakan akan terjadi.
Rumah sakit di Rafah kehabisan bahan bakar. Foto yang diambil pada 6 Mei 2024 menunjukkan asap mengepul menyusul pengeboman di timur Rafah di Jalur Gaza selatan, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan gerakan Hamas Palestina. Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borell pada tanggal 6 Mei mengutuk perintah Israel agar warga Palestina yang tinggal di Rafah timur meninggalkan kota Gaza menjelang serangan darat yang diperkirakan akan terjadi. (AFP)

Mengutip The Guardian, Sabtu (18/1/2024), berdasarkan perjanjian gencatan senjata Israel-Hamas, akan ada tiga tahap gencatan senjata.

Tahap pertama yang akan dimulai pada Minggu (19/1/2025) berdurasi 6 minggu.

Warga Israel yang ditahan Hamas akan ditukar dengan tahanan Palestina yang dipenjara di Israel.

Sebanyak 33 dari total 98 sandera Israel yang tersisa (termasuk wanita, anak-anak, pria berusia di atas 50 tahun, dan tawanan yang sakit dan terluka) akan dibebaskan oleh Hamas selama gencatan senjata tahap pertama.

Sebagai imbalannya, Israel akan membebaskan sekitar 2.000 warga Palestina dari penjara mereka.

Warga Palestina yang ditahan di penjara Israel termasuk 737 tahanan pria, wanita dan remaja, dan beberapa di antaranya merupakan anggota kelompok militan Palestina.

Kementerian kehakiman Israel menerbitkan pernyataan resmi pada Sabtu (18/1/2025) pagi yang memuat perjanjian gencatan senjata dengan Hamas.

Dalam pernyataan tersebut disebutkan bahwa 30 tahanan Palestina akan dibebaskan untuk setiap 1 sandera wanita pada Minggu (19/1/2025) mendatang.

(Tribunjogja.com/Al Jazeera/The Guardian)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved