Sepekan Pelaksanaan MBG, Disdikpora Kulon Progo Soroti Soal Proses Distribusi Makanan ke Sekolah
Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kulon Progo tetap memberikan catatan terkait pelaksanaan MBG selama sepekan ini.
Penulis: Alexander Aprita | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Kulon Progo sudah berjalan sepekan, walau baru di wilayah Kapanewon Sentolo.
Adapun pelaksanaannya masih mengandalkan Badan Gizi Nasional (BGN) lewat Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
Meski begitu, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kulon Progo tetap memberikan catatan terkait pelaksanaan MBG selama sepekan ini.
"Catatan tersebut bisa menjadi bahan evaluasi dari pelaksanaan MBG di Kulon Progo," kata Kepala Disdikpora Kulon Progo, Nur Wahyudi dihubungi pada Jumat (17/01/2025).
Salah satu yang menjadi sorotan adalah waktu pendistribusian makanan ke sekolah.
Pada tahap awal ini, terdapat 41 sekolah dari jenjang PAUD sampai SMP dengan 2.268 pelajar yang menjadi penerima MBG.
Adapun pendistribusian mengacu pada durasi pembelajaran, dimulai dari jenjang TK yang paling pendek sampai SMP yang sampai siang.
Pendistribusian dimulai untuk TK dan PAUD sejak pagi hari.
Menurut Nur, ada beberapa sekolah yang harus menunggu kedatangan makanan sampai siang.
Padahal, pihak sekolah diinformasikan bahwa makanan didatangkan sejak pagi hari.
"Jadinya kasihan anak-anak yang sudah lama menunggu, sedangkan mereka sudah tidak bawa bekal karena menunggu jatah MBG," jelasnya.
Baca juga: Komentar Siswa di Kulon Progo Mendapat MBG: Sayur Pahit, Wadah Amis, hingga Nasi Kurang Banyak
Nur turut menyoroti kualitas makanan hingga wadah yang digunakan.
Sebab pihaknya menerima laporan tentang keluhan anak-anak karena kondisi lauk yang terasa kecut sampai wadah makanan yang masih berbau amis.
Terlepas dari berbagai kendala, ia menilai pelaksanaan MBG sudah berjalan cukup baik.
Menu yang diberikan pun sudah variatif, karena tidak sama setiap harinya.
"Memang ada anak yang tidak suka karena masalah selera, tapi justru MBG bisa jadi edukasi ke anak-anak agar membiasakan diri dengan menu di luar kesukaannya," ujar Nur.
Ia mengatakan evaluasi bersama perlu dilakukan dengan sekolah-sekolah yang menjadi penerima MBG.
Selanjutnya hasil evaluasi bisa menjadi bahan masukan untuk SPPG BGN sebagai pelaksananya.
Nur juga berharap agar pelaksanaan MBG di Kulon Progo bisa berjalan lebih baik lagi ke depan.
Apalagi sekolah yang menjadi sasaran sudah cukup kooperatif dalam pelaksanaannya.
Penjabat (Pj) Bupati Kulon Progo, Srie Nurkyatsiwi, mengatakan sudah berkoordinasi dengan Kodim (Komando Distrik Militer) 0731/Kulon Progo terkait pelaksanaan MBG.
Sebab, instansi ini yang berwenang menangani pelaksanaan MBG berdasarkan instruksi BGN.
"Kalau melihat dari pelaksanaannya sejauh ini, sudah cukup baik," kata Siwi.
Ia mengakui pelaksanaannya masih belum optimal.
Namun ia menyatakan masih perlu proses panjang agar program MBG bisa berjalan sempurna ke depannya, termasuk dengan mendengarkan masukan dari masyarakat.(*)
Sleman Berencana Bentuk Satgas MBG, Cegah Keracunan |
![]() |
---|
Kasus Berulang di Yogyakarta Siswa Keracunan Seusai Menyantap Menu MBG |
![]() |
---|
Bupati Gunungkidul Dorong KNMP Jadi Pemasok Kebutuhan Lauk di Program MBG |
![]() |
---|
BREAKING NEWS : 137 Siswa dan Guru SMP di Sleman Diduga Keracunan Usai Santap Menu MBG di Berbah |
![]() |
---|
Cerita 'Surat Cinta' Siswa untuk SPPG Mulyodadi Bantul, Ada yang Request Menu Katsu Hingga Spaghetti |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.