Pengawasan Komoditas untuk Kesiapan Program Makan Bergizi Gratis di Bantul
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul terus memonitoring kondisi sejumlah komoditas untuk memenuhi kebutuhan dan kelancaran program
Penulis: Neti Istimewa Rukmana | Editor: Iwan Al Khasni
Tribunjogja.com Bantul - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul terus memonitoring kondisi sejumlah komoditas untuk memenuhi kebutuhan dan kelancaran program makan siang bergizi dan gratis.
Plt. Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah, Perindustrian, dan Perdagangan (DKUKMPP) Kabupaten Bantul, Fenty Yusdayanti, mengatakan, pihaknya sudah melakukan pengecekan data terhadap ketersediaan sejumlah komoditas di Kabupaten Bantul beberapa waktu lalu.
"Kami kan punya peran untuk menyiapkan data. Soal kebijakan nanti seperti apa, kami memang belum tahu," katanya, Minggu (22/12/2024).
Disampaikannya, untuk komoditas beras, sejauh ini aman dan tergolong mampu memenuhi program makan siang bergizi dan gratis.
Apalagi, sejak beberapa waktu lalu, stok hasil produksi beras di Kabupaten Bantul masuk dalam taraf surplus termasuk sayur mayur.
Di mana, DKUKMPP Bantul telah melakukan monitoring bersama Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bantul, terkait kebutuhan sayur mayur yang hasilnya dinilai siap memenuhi kebutuhan progran makan siang bergizi dan gratis.
"Kemudian untuk kebutuhan telur, ayam, dan daging-daging, kita juga sudah siap. Nah, kalau ikan budidaya, yakni lele, nila, gurame, secara kebutuhan mereka sudah punya pasar masing-masing," jelasnya.
Dengan begitu, untuk permintaan ikan budidaya, pihaknya baru akan mendorong para pelaku budidaya ikan jika sudah pasti dibutuhkan dalam pemenuhan makan siang bergizi dan gratis.
Sebab, ikan budidaya memerlukan perhitungan ekonomi dan tidak asal-asalan dalam melakukan budidaya.
"Jadi, stok ikan budidaya seperti lele itu sebenarnya siap kalau dibutuhkan. Hanya saja, kalau tidak ada pasarnya, mereka itu (para budidaya ikan) enggak mau (meningkatkan jumlah budidaya). Karena, ikan itu kan juga ada perhitungan ekonominya," ucap dia.
Namun, ada satu komoditas yakni susu yang sampai saat ini disebut-sebut belum siap untuk menyuplai kebutuhan program makan siang bergizi dan gratis.
Artinya, untuk pemenuhan komoditas itu kemungkinan pihaknya akan mendatangkan dari pihak lain.
Sedangkan, untuk kebutuhan buah, kata Fenty, sejauh ini di Kabupaten Bantul tergolong aman.
Bahkan, di Bantul ini disebut-sebut memiliki jumlah produksi buah pisang yang cukup banyak, sehingga bisa memenuhi permintaan masyarakat.
"Nah, berdasarkan evaluasi kemarin (uji coba makan siang bergizi dan gratis di sejumlah sekolah di Kabupaten Bantul) selama tiga bulan kemarin, saya dapat informasi kalau anak-anak itu tidak suka susu, sayur, dan buah," tuturnya.
Maka dari itu, pihaknya akan mendorong Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul untuk berkontribusi meningkatkan minat anak-anak dalam mengkonsumsi susu, sayur, dan buah melalui pelaksanaan sosialisasi.
"Sosialisasi diharapkan diberikan dari tingkat Posyandu, dengan mengajak anak-anak mengkonsumsi makanan susu, sayur, dan buah sejak dini," pinta dia.(Tribunjogja.com/Nei)
Enam Siswa Madrasah Darul Mushlihin Bantul Ukir Prestasi di Kompetisi Riset Malaysia |
![]() |
---|
Respon Bupati Sleman Soal Surat SPPG Minta Kasus Keracunan MBG Dirahasiakan |
![]() |
---|
Surat SPPG di Sleman Beredar, Minta Kasus Keracunan MBG Dirahasiakan |
![]() |
---|
Pengakuan Dokter Abal-abal di Sedayu Bantul Setelah Kedoknya Terbongkar |
![]() |
---|
Komentar Sri Sultan HB X soal Keracunan MBG di Jogja dan Sanksi untuk SPPG Menurut Undang-Undang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.