4 Orang di Sleman Meninggal Dunia Akibat Leptospirosis, Dinkes Minta Warga Lebih Waspada
Empat orang meninggal dunia akibat Leptospirosis berasal dari Kecamatan Gamping, Pakem, Berbah dan Prambanan.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman mencatat ada empat orang meninggal dunia akibat leptospirosis di tahun 2024 ini.
Warga diminta untuk lebih berhati-hati dan meningkatkan kewaspadaan, apalagi penyakit yang disebabkan bakteri leptospira ini berpotensi mengalami kenaikan di musim penghujan.
"Kasus leptospirosis (hingga Desember ini) ada 64 kasus. 4 orang meninggal dunia. Kewaspadaan tetap harus dijaga dan ditingkatkan," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, dr. Khamidah Yuliati, Selasa (10/12/2024).
Empat orang meninggal dunia akibat Leptospirosis berasal dari Kecamatan Gamping, Pakem, Berbah dan Prambanan.
Leptospirosis merupakan penyakit zoonosis akut akibat bakteri leptospira yang menyebar melalui urine atau darah hewan terinfeksi.
Hewan perantara penyebaran bakteri tersebut di antaranya adalah tikus.
Di tengah musim penghujan, kewaspadaan terhadap penyakit ini diperlukan.
Mengingat, leptospirosis termasuk penyakit musiman yang jika memasuki musim penghujan ada potensi mengalami kenaikan.
Baca juga: 350 Ribu Wisatawan Ditargetkan Berlibur ke Sleman saat Nataru 2025
Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman mencatat, hingga Desember ini ada 64 kasus leptospirosis.
Empat orang di antaranya meninggal dunia. Jumlah tersebut mengalami kenaikan cukup signifikan dibanding bulan lalu.
Adapun di tahun 2023 lalu, hingga Desember ditemukan 60 kasus dan enam orang meninggal dunia.
"Mudah-mudahan penyebaran leptospirosis bisa terus terkendali dan kasus maupun kematian karena penyakit ini tidak bertambah," harap dia.
Kepala Dinas Kesehatan Sleman, dr Cahya Purnama, mengingatkan agar masyarakat mewaspadai penyakit Leptospirosis ini dengan langkah pencegahan, antara lain menerapkan perilaku hidup sehat, dan menjaga kebersihan lingkungan.
Berikutnya, menggunakan alat pelindung diri (APD) jika kontak dengan lingkungan yang berisiko seperti genangan air hujan ataupun tumpukan sampah.
"Kalau di rumah, untuk menghindari penyakit Leptospirosis ini dengan menutup makanan dan menutup tempat sampah, agar tidak berserakan yang mengundang hewan pembawa bakteri leptospira," ujar Cahya.(*)
Kata Dinkes Sleman soal Dugaan Penyebab Keracunan MBG di SMPN 3 Berbah |
![]() |
---|
Pengawas Dinkes Sleman Sebut Aspek Penyebab Keracunan MBG di Berbah: Makanan Tidak Segera Dimakan |
![]() |
---|
Marak Keracunan MBG, Dinkes Gunungkidul Bereaksi, Orang Tua Khawatir: Anak Kami Jadi Taruhannya |
![]() |
---|
Hasil Pemeriksaan Laboratorium Keluar, Ini Penyebab Ratusan Siswa di Mlati Sleman Keracunan Menu MBG |
![]() |
---|
Hingga Agustus 2025, Ada Dua Kasus Infeksi Cacing Pita Menyerang Balita dan Orang Dewasa di Bantul |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.