UNY Gelar HARMONEXT Fashion Show 2024, Kenalkan Peluang Karier di Dunia Fesyen
Busana hasil pemikiran para mahasiswa itu ditampilkan dalam pagelaran busana bertajuk HARMONEXT Fashion Show 2024
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Tata Busana Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) unjuk karya dalam ujian praktik mata kuliah Karya Inovasi Produk Fesyen (KIPF).
Busana hasil pemikiran para mahasiswa itu ditampilkan dalam pagelaran busana bertajuk HARMONEXT Fashion Show 2024 yang dihelat di Atrium Shinta, Sleman City Hall, Jumat (29/11/2024) lalu.
Ajang ini menjadi puncak dari proses panjang eksplorasi tren yang dimulai sejak semester empat melalui mata kuliah Fashion Trend Forecasting.
Koordinator Program Studi Pendidikan Tata Busana UNY, Afif Ghurub Bestari, menjelaskan bahwa KIPF memiliki dua konsentrasi utama, yakni garmen dan butik.
"Saat semester empat, mahasiswa mempelajari trend forecasting dan menghasilkan tren yang mungkin akan digemari. Semester lima, mereka mewujudkan tren itu menjadi produk inovatif yang ditampilkan di HARMONEXT ini,” katanya ditemui di sela-sela agenda, Jumat.
Afif menjelaskan, produk yang ditampilkan mencerminkan eksplorasi beragam inovasi, baik dari segi bahan, pola, pengolahan tekstil, hingga manipulating fabric.
Beberapa karya bahkan menampilkan bentuk unik yang mungkin belum pernah ada sebelumnya.
"Inovasi bukan hanya soal teknik dan pola, tapi juga motif, ornamen, tampilan warna, hingga konsep keseluruhan. Ada banyak yang bisa dieksplorasi saat trend forecasting,” tambahnya.
Baca juga: UNY Wisuda 1.681 Mahasiswa, Rektor: Ilmu yang Sudah Dimiliki Tetap Harus Ditingkatkan
Tema besar yang diusung kali ini adalah HARMONEXT, yang menggambarkan harmoni baru yang terinspirasi dari dinamika generasi Z.
Menurut Afif, harmoni di masa kini tak melulu tentang kedamaian dan ketentraman, tapi keindahan yang mungkin muncul dari hal-hal baru lantaran pemikiran generasi Z.
"Generasi sekarang memaknai harmoni secara berbeda. Mereka menciptakan keindahan dari hal-hal yang tidak lazim, seperti menggabungkan elemen transparan dengan struktur kaku atau kain etnis dipadukan dengan tren masa depan,” ungkap Afif.
Selain tren, acara ini juga menyentuh ranah pasar fesyen yang semakin berkembang. Salah satu sorotannya adalah pageant fashion, yang kini menjadi bagian penting dari industri.
"Kami menampilkan karya yang relevan dengan pasar fesyen, termasuk untuk karnaval, kostum, hingga performa panggung. Ini menunjukkan bahwa fesyen bisa masuk ke berbagai lini," jelas Afif.
Proses pengerjaan karya KIPF, dikatakannya, memakan waktu 2,5 bulan, melibatkan tiga kelas dengan total 101 mahasiswa.
Setiap kelas mengembangkan tren berbeda, menghasilkan beragam produk inovatif yang memikat.
Afif berharap acara ini tidak hanya menjadi ajang apresiasi karya mahasiswa, tetapi juga membuka wawasan masyarakat tentang luasnya peluang karier di dunia fesyen.
"Fesyen bukan sekadar soal pola dan jahit. Ada manajemen peragaan busana, event, hingga pasar yang bisa dijelajahi. Mahasiswa fesyen, baik akademis punya potensi besar. Jadi, tidak perlu ada kata ‘mau menjahit saja kog kuliah’. Padahal, kalau menjahit tidak tahu ilmunya kan hasilnya jadi kurang baik,” tutupnya.
Dengan karya yang memadukan kreativitas dan inovasi, mahasiswa Tata Busana UNY menunjukkan bahwa fesyen adalah ruang tanpa batas, siap menciptakan harmoni baru dalam industri yang terus berkembang. (ard)
Jogja Fashion Week 2025: Dua Dekade Merajut Tradisi, Menenun Masa Depan Mode Indonesia |
![]() |
---|
Indonesian Mythology jadi Panggung Unjuk Karya Mahasiswa Desain Busana AKS-AKK Yogyakarta |
![]() |
---|
Mengenal Aqila Bahar, Menekuni Dunia Fashion Show Sejak di Pondok, Kini Menuai Prestasi |
![]() |
---|
Mahasiswa Desain Busana AKS AKK Buktikan Diri di Panggung Mode |
![]() |
---|
Keren, Ratusan Model Ikuti Fashion Show Angkat Budaya Batik Lokal Khas Gunungkidul |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.