Pesan Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir di Hari Guru Nasional 2024

Ketum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengungkapkan problem guru di Indonesia masih pada persoalan kesejahteraan. 

Penulis: Miftahul Huda | Editor: Muhammad Fatoni
Dok. Istimewa
Ketum PP Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pada momen perayaan Hari Guru Nasional 2024, Ketua Umum (Ketum) Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengungkapkan problem guru di Indonesia masih pada persoalan kesejahteraan. 

Penghasilan guru yang sedikit, bahkan di banyak tempat menjadi sukarelawan.

Selain itu, dalam kurun beberapa waktu terakhir perhatian pemerintah mulai baik antara lain melalui program sertifikasi, meski belum sepenuhnya baik dan merata. 

Apalagi sampai ke peningkatan kesejahteraan guru swasta, meski sama-sama bekerja dan berkhidmat untuk mencerdaskan bangsa. 

“Usaha mencerdaskan kehidupan bangsa sejatinya tidak mengenal negeri dan swasta," ungkap Haedar, Senin (25/11/2024).

Di kawasan-kawasan tertentu, ketika lembaga pendidikan negeri atau yang diselenggarakan pemerintah belum berdiri, justru di situ lembaga swasta khususnya organisasi kemasyarakatan seperti Muhammadiyah hadir untuk mencerdaskan bangsa. 

"Dengan kemandirian dan masih banyak bermodal seadanya. Karenanya menjadi tidak nasionalis guru-guru negeri yang mengajar di swasta ditarik kembali, penanda kebijakan politik pendidikan yang diskriminasi,” imbuhnya.

Kini guru akan ditingkatkan lagi kesejahteraannya. Semoga dapat terpenuhi. 

“Maklum meski dipatok konstitusi anggaran pendidikan 20 persen, kenyataannya dana APBN tersebar di seluruh instansi dan terserap besar ke daerah atas mandat otonomi. Jadi tidak terpusat di Kementerian Pendidikan pada pemerintahan pusat, baik untuk pendidikan dasar menengah maupun tinggi. Menteri baru, harapan baru, meski tak semudah membalik tangan para guru,” harap Haedar.

Bicara guru sebenarnya bukan berhenti di kesejahteraan. Tapi juga tentang kualitas dan pengabdian untuk membangun negeri. 

Khususnya meningkatkan usaha mencerdaskan kehidupan bangsa yang menjadi tanggungjawab bersama. 

“Guru memiliki sejarah panjang mencerdaskan kehidupan bangsa, Hatta di kala serba keterbatasan. Itulah era guru pejuang seperti kisah heroik guru Laskar Pelangi,” tutur Haedar.

Baca juga: Kutipan Inspiratif dalam Rangka Memperingati Hari Guru Sedunia

Haedar juga menekankan bahwa kesejahteraan harus terus diagendakan untuk ditingkatkan, namun mesti disertai dan dilandasi pengkhidmatan para guru sendiri. 

Ketika kesejahteraan ditingkatkan maka kemampuan dan pengabdiannya pun mesti meningkat secara signifikan. 

“Jangan sampai terjadi stagnasi dan kesenjangan orientasi. Kesejahteraan guru ditingkatkan tapi kualitas pendidikan Indonesia masih tertinggal dari negara-negara tetangga di Asia Tenggara. Sebab sampai saat ini Human Development Index (HDI) serta Daya Saing Bangsa Indonesia ternyata masih di bawah enam negara tetangga. Inilah agenda bersama memajukan pendidikan Indonesia,” terang Haedar.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved