Rangkuman Pengetahuan Umum

Mobilisasi Perempuan dan Tenaga Kerja: Rangkuman Materi Sejarah Kelas 11 SMA Bab 3 Unit C Bagian 3

Rangkuman materi Sejarah Kurikulum Merdeka Kelas 11 SMA Bab 3 Unit C Bagian 3 mengenai Mobilisasi Perempuan dan Tenaga Kerja.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Joko Widiyarso
Buku Sejarah Kurikulum Merdeka Kelas 11 SMA
Buku Sejarah Kelas 11 SMA 

TRIBUNJOGJA.COM – Perang selalu membutuhkan sumber daya yang besar, termasuk tenaga kerja

Pada masa penjajahan Jepang, kebijakan romusha atau kerja paksa diterapkan secara besar-besaran. 

Meskipun berada dalam keadaan yang sulit, semangat perlawanan rakyat Indonesia tidak pernah padam. 

Bahkan, perempuan yang menjadi korban mobilisasi pun ikut serta dalam berbagai bentuk perlawanan. 

Kali ini kita akan belajar materi Sejarah kelas 11 SMA Kurikulum Merdeka Bab 2 tentang Di Bawah Tirani Jepang terkhusus Dampak Penjajahan Jepang di Berbagai Bidang. 

Materi ini dilansir dari buku Sejarah karya Martina Safitry, Indah Wahyu Puji Utami, dan Zein Ilyas. 

Pada materi kali ini, siswa diharapkan mampu menggunakan sumber-sumber sejarah untuk mengevaluasi secara kritis dinamika kehidupan bangsa Indonesia di bawah penjajahan Jepang serta mampu merefleksikan materi yang telah dipelajari untuk kehidupan. 

Buku Sejarah Kelas 11 SMA
Buku Sejarah Kelas 11 SMA (Buku Sejarah Kurikulum Merdeka Kelas 11 SMA)

Berikut di bawah ini rangkuman materi Sejarah Kurikulum Merdeka Kelas 11 SMA Bab 3 Unit C Bagian 3

Mobilisasi Perempuan dan Tenaga Kerja

Pada masa penjajahan Jepang, kaum perempuan juga dimobilisasi melalui organisasi yang disebut sebagai Fujinkai. 

Para perempuan dalam organisasi ini diberikan kesempatan untuk bergerak dan berorganisasi, namun tetap dalam pengawasan ketat dari Jepang. 

Para perempuan Fujinkai diharapkan membantu Jepang untuk memobilisasi massa, memberikan pengajaran kewanitaan, dan memberikan solusi atas persoalan sehari-hari yang terjadi di kalangan masyarakat.

Selain mendapat kesempatan untuk bergerak, banyak juga perempuan di Indonesia yang menjadi korban kekejaman tentara Jepang, misalnya dalam bentuk Jugun Ianfu.

Banyak di antara para perempuan ini ditipu akan disekolahkan atau diberi pekerjaan. 

Fenomena Jugun lanfu dapat ditemukan di daerah jajahan Jepang lainnya, seperti Korea dan Tiongkok. 

Para perempuan Jugun lanfu ialah korban perang. 

Nasib mereka sangat menyedihkan, banyak di antara mereka yang menderita penyakit fisik dan mental. Saat perang berakhir, mereka tidak berani bersuara karena berbagai hal, mulai dari trauma hingga rasa malu. 

Pada awalnya, pihak Jepang juga tidak mengakui masalah ini hingga pada bulan Desember 1991, tiga orang mantan Jugun Ianfu dari Korea bersuara dan menuntut permintaan maaf serta ganti rugi dari pemerintah Jepang. 

Baca juga: Rangkuman Materi Sejarah Kelas 11 SMA Bab 3 Unit C Bagian 1: Dampak Bidang Sosial dan Pemerintahan

Selain Jugun lanfu, penderitaan di masa penjajahan Jepang juga dirasakan oleh para romusha. 

Secara harfiah, romusha berarti prajurit pekerja, meskipun dalam kenyataannya yang mereka jalani adalah kerja paksa. 

Model perekrutan romusha dilakukan secara terbuka melalui berbagai propaganda Jepang. 

Beberapa orang Indonesia tertarik untuk ikut menjadi romusha karena tertipu oleh propaganda Jepang yang ingin memakmurkan Asia Timur Raya. 

Namun, ada juga yang menjadi romusha karena terpaksa. 

Beberapa di antara mereka dipekerjakan di daerahnya sendiri, namun ada juga yang dikirim ke wilayah jajahan Jepang lainnya seperti ke Thailand dan Birma untuk proyek pembangunan rel kereta api atau proyek-proyek pembangunan lainnya.

Keadaan mereka juga sangat menyedihkan karena beban para pekerja yang berat dan kurang sandang maupun pangan. 

Banyak di antara romusha yang meninggal saat bekerja dan tidak pernah kembali ke kampung halamannya. 

 

Dampak Positif Penjajahan Jepang

Selama masa penjajahan Jepang, rakyat banyak mengalami tekanan dan penderitaan akibat sistem yang eksploitatif dan kejam. 

Meskipun demikian, penjajahan Jepang di Indonesia juga meninggalkan dampak positif yang masih dapat dirasakan hingga saat ini, misalnya dalam bidang pertanian dengan diperkenalkannya sistem larikan (menanam mengikuti garis lurus) dalam penanaman padi.

Dalam periode singkat penjajahan Jepang di Indonesia, hubungan antara orang Indonesia dan Jepang tidak selamanya buruk. 

Tidak semua orang Jepang yang dikirim ke Indonesia pada saat itu adalah tentara, ada pula orang-orang sipil yang sengaja didatangkan dari Jepang untuk bekerja di berbagai industri dan kantor pemerintahan.

Ada kalanya penjajahan Jepang membawa dampak positif, namun tak jarang pula membawa kesengsaraan. 

Periode penjajahan Jepang yang berat sebenarnya juga menunjukkan bahwa bangsa kita memiliki resiliensi yang tinggi. 

Bangsa Indonesia memiliki ketangguhan yang luar biasa untuk bertahan di tengah berbagai tekanan dan kontrol yang kuat dari pihak Jepang.

 

Mobilisasi perempuan dan tenaga kerja pada masa penjajahan Jepang merupakan salah satu contoh nyata bagaimana perang dapat merenggut kemanusiaan. 

Mobilisasi besar-besaran yang dilakukan oleh Jepang telah meninggalkan luka mendalam bagi bangsa Indonesia. 

Rangkuman materi di atas telah menunjukkan bagaimana rakyat Indonesia, termasuk perempuan, mampu bertahan dan bangkit dari keterpurukan. ( MG Maryam Andalib )

Baca juga: Rangkuman Materi Sejarah Kelas 11 Bab 3 Unit C Bagian 2: Dampak Penjajahan Jepang Budaya dan Militer

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved