Memamerkan Karya Seni Rupa Dua dan Tiga Dimensi Hasil Modifikasi: Seni Budaya BAB 4 SMA Kelas 11

Artikel berikut membahas materi memamerkan karya seni rupa dua dan tiga dimensi hasil modifikasi, rangkuman Seni budaya BAB 4 SMA kelas 11.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Joko Widiyarso
Pinterest
Seni Rupa Dua Dimensi 

Kurator disarankan menggunakan bahasa indonesia yang komunikatif, sehingga para pengunjung dapat memahami materi pameran dan mengapresiasinya dengan baik.

D. Pemajangan

Kegiatan pemajangan karya seni rupa dilaksanakan oleh tim kerja yang telah ditentukan dan dipilih berdasarkan klasiikasi dan seleksi materi pameran.

Tim kerja pemajangan karya seni rupa dibagi menjadi dua kelompok, yakni tim kerja pemajangan karya seni rupa dua dimensi dan tim kerja pemajangan karya tiga dimensi.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemajangan karya dua dimensi adalah antara faktor keluasan ruang dengan jumlah karya yang dipamerkan harus sesuai, untuk itu pengaturan penataan panel dan penggunaan luas dinding terkait juga dengan faktor sirkulasi pengunjung dan pencahayan karya.

Semuanya ditata dengan baik dan estetis, tingkat ketinggian penggantungan lukisan misalnya, harus disesuaikan dengan rata-rata tinggi pengunjung pameran, artinya seorang pengunjung tidak perlu “mendongak” atau “menunduk” ketika mengamati lukisan.

Demikian pula faktor pencahayaan karya, tidak boleh merusak keberadaan karya, jadi fungsi pencahayaan harus mendukung kehadian karya, pencayaan jangan sampai menyilaukan bagi pengunjung pameran.

Untuk tim kerja pemajangan karya tiga dimensi perlu memikirkan faktor dimensi itu, artinya sebuah patung, misalnya, tidak dipajang di pojok ruangan, melainkan pemajangannya yang memungkinkan pengunjung pameran dapat melihatnya dari segala arah (360°), jadi sifat keindahan karya tiga dimensi dapat diamati dengan seoptimal mungkin.

E. Pembukaan Pameran

Pada pelaksanaan pembukaan pameran kita perlu mempersiapkan susunan acara dan tokoh yang meresmikan pembukaan pameran.

Dalam kegiatan ini diperlukan buku tamu, penerima tamu, buku kesan, katalogus pameran, konsumsi, pemandu pameran, keamanan, dokumentasi, dan lain-lain yang dipandang perlu.

Pada acara pembukaan pameran ada laporan ketua panitia, sambutan kepala sekolah, sambutan guru seni budaya, penanda tanganan prasasti atau pengguntingan pita sebagai tanda peresmian pembukaan pameran.

Biasanya pameran dinyatakan resmi dibuka oleh tokoh tertentu, bisa dari Kanwil kemdikbud setempat, kepala sekolah, atau tokoh lain yang memberi kesan baik dan dipandang layak membuka pameran seni rupa.

Baca juga: Materi Pementasan Teater: Rangkuman Seni Budaya BAB 16 SMA Kelas 10 Kurikulum Merdeka

Melalui pameran, diharapkan siswa tidak hanya memehami teknik dalam menciptakan karya seni, namun juga memiliki pengetahuan tentang mengapresiasi dan mempresentasikan karya mereka kepada publik.

Proses yang melibatkan keterampilan teknik, kepekaan estetika, dan pengorganisasian yang baik akan membuat pengunjung pameran dapat menikmati dan menghargai karya seni dengan lebih mendalam.

(MG Alya Hasna Khoirunnisa)

 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved