Memamerkan Karya Seni Rupa Dua dan Tiga Dimensi Hasil Modifikasi: Seni Budaya BAB 4 SMA Kelas 11

Artikel berikut membahas materi memamerkan karya seni rupa dua dan tiga dimensi hasil modifikasi, rangkuman Seni budaya BAB 4 SMA kelas 11.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Joko Widiyarso
Pinterest
Seni Rupa Dua Dimensi 

TRIBUNJOGJA.COM – Pada kali ini kita akan membahas materi memamerkan karya seni rupa dua dan tiga dimensi hasil modifikasi, rangkuman Seni Budaya BAB 4 SMA kelas 11 Kurikulum Merdeka.

Materi dilansir dari Buku Paket Seni Budaya kelas 11 semester 2 karya Sem Cornelyoes Bangun, Siswandi, Tati Narawati, dan Jose Rizal Manua.

Baca juga: RANGKUMAN Seni Budaya BAB 3 Kelas 11: Konsep, Prosedur, Fungsi, Tokoh, Dan Nilai Estetis Seni Rupa

Pameran tidak hanya sebagai ajang apresiasi karya, namun melibatkan proses-proses seperti klasifikasi, seleksi, dan kurasi yang mendalam untuk menampilkan karya seni rupa yang terbaik, berikut penjelasan mengenai bagaimana karya seni rupa dipersiapkan dan dipajang untuk sebuah pameran: 

A. Klasifikasi Materi Pameran

Aktivitas pengklasifikasian materi seni rupa secara sistematis menurut aturan atau kaidah jenis seni rupa yang akan dipamerkan, misalnya, pengelompokan berdasarkan seni lukis, seni patung, seni grafis, desain tekstil, keramik, dan lain-lain dilaksanakan dengan pertimbangan kriteria yang telah disepakati.

B. Seleksi Materi Pameran

Tim penyeleksi materi pameran terdiri dari guru seni budaya, seksi seni rupa murni, seksi desain, seksi kria, akan menetapkan kriteria dan melakukan seleksi berdasarkan kriteria tersebut, sehingga akan terkumpul materi pameran yang benar-benar layak dipamerkan.

Semua karya yang dikelompokkan harus dicatat dokumennya: nama perupa, judul, tahun penciptaan, media, ukuran, untuk kepentingan informasi di katalog dan pelabelan karya di ruang pameran.

Penilaian keterampilan teknis adalah mengukur seberapa jauh peserta didik memperlihatkan kemampuan untuk menangani dengan terampil ciri-ciri teknis materi yang digunakan.

Mulai dari bentuk dan warna terolah secara tepat sehingga berfungsi sebagai media ekspresi, adanya pengorganisasian bentuk dan warna secara estetis, imajinasi kreatif yang tampak pada karyanya, menggunakan materi secara baru dan segar, karyanya mencerminkan pandangan yang asli dan mendalam, karya tersebut merupakan visualisasi dari imajinasi subjektifnya, terutama yang bergaya non realistis.

Seleksi materi pameran dapat diklasifikan berdasarkan pengelompokan karya-karya yang iruratif dan non iguratif.

Selanjutnya dikelompokkan berdasarkan konsep dan aliran karya seni lukis, misalnya karya realis, naturalis, surealis, dekortif, abstak, dan seterusnya.

C. Kurasi Pameran

Kurasi pameran ditulis oleh kurator (guru seni budaya, kurator tamu, atau siswa yang berbakat dan kompeten dalam kritik seni).

Pada umumnya inti sebuah kurasi adalah menjelaskan karya seni, baik konsep, jenis, bentuk, kategori, dan kualitas materi pameran yang diselenggarakan, biasanya berupa tulisan yang dimuat di katalogus pameran.

Kurator disarankan menggunakan bahasa indonesia yang komunikatif, sehingga para pengunjung dapat memahami materi pameran dan mengapresiasinya dengan baik.

D. Pemajangan

Kegiatan pemajangan karya seni rupa dilaksanakan oleh tim kerja yang telah ditentukan dan dipilih berdasarkan klasiikasi dan seleksi materi pameran.

Tim kerja pemajangan karya seni rupa dibagi menjadi dua kelompok, yakni tim kerja pemajangan karya seni rupa dua dimensi dan tim kerja pemajangan karya tiga dimensi.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemajangan karya dua dimensi adalah antara faktor keluasan ruang dengan jumlah karya yang dipamerkan harus sesuai, untuk itu pengaturan penataan panel dan penggunaan luas dinding terkait juga dengan faktor sirkulasi pengunjung dan pencahayan karya.

Semuanya ditata dengan baik dan estetis, tingkat ketinggian penggantungan lukisan misalnya, harus disesuaikan dengan rata-rata tinggi pengunjung pameran, artinya seorang pengunjung tidak perlu “mendongak” atau “menunduk” ketika mengamati lukisan.

Demikian pula faktor pencahayaan karya, tidak boleh merusak keberadaan karya, jadi fungsi pencahayaan harus mendukung kehadian karya, pencayaan jangan sampai menyilaukan bagi pengunjung pameran.

Untuk tim kerja pemajangan karya tiga dimensi perlu memikirkan faktor dimensi itu, artinya sebuah patung, misalnya, tidak dipajang di pojok ruangan, melainkan pemajangannya yang memungkinkan pengunjung pameran dapat melihatnya dari segala arah (360°), jadi sifat keindahan karya tiga dimensi dapat diamati dengan seoptimal mungkin.

E. Pembukaan Pameran

Pada pelaksanaan pembukaan pameran kita perlu mempersiapkan susunan acara dan tokoh yang meresmikan pembukaan pameran.

Dalam kegiatan ini diperlukan buku tamu, penerima tamu, buku kesan, katalogus pameran, konsumsi, pemandu pameran, keamanan, dokumentasi, dan lain-lain yang dipandang perlu.

Pada acara pembukaan pameran ada laporan ketua panitia, sambutan kepala sekolah, sambutan guru seni budaya, penanda tanganan prasasti atau pengguntingan pita sebagai tanda peresmian pembukaan pameran.

Biasanya pameran dinyatakan resmi dibuka oleh tokoh tertentu, bisa dari Kanwil kemdikbud setempat, kepala sekolah, atau tokoh lain yang memberi kesan baik dan dipandang layak membuka pameran seni rupa.

Baca juga: Materi Pementasan Teater: Rangkuman Seni Budaya BAB 16 SMA Kelas 10 Kurikulum Merdeka

Melalui pameran, diharapkan siswa tidak hanya memehami teknik dalam menciptakan karya seni, namun juga memiliki pengetahuan tentang mengapresiasi dan mempresentasikan karya mereka kepada publik.

Proses yang melibatkan keterampilan teknik, kepekaan estetika, dan pengorganisasian yang baik akan membuat pengunjung pameran dapat menikmati dan menghargai karya seni dengan lebih mendalam.

(MG Alya Hasna Khoirunnisa)

 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved