Kumpul Alumni Krapyak, Ketum PBNU: Santri Mbah Ali Maksum itu Orang yang Bejo

Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta mengadakan Temu Alumni dalam rangka Haul ke-36 Almaghfurlah KH Ali Maksum dan Haflah Khotmil Qur'an (9/11/2024).

|
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Agus Wahyu
TRIBUNJOGJA.COM/ISTIMEWA
Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta mengadakan Temu Alumni dalam rangka Haul ke-36 Almaghfurlah KH Ali Maksum dan Haflah Khotmil Qur'an, Sabtu (9/11/2024). 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta mengadakan Temu Alumni dalam rangka Haul ke-36 Almaghfurlah KH Ali Maksum dan Haflah Khotmil Qur'an, Sabtu (9/11/2024). Kegiatan tersebut diikuti ratusan santri dari berbagai kota dan lintas angkatan. 

Di antara yang hadir, adalah alumni sekaligus Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf. Menurutnya, para santri yang diajar secara langsung Mbah Ali, panggilan akrab KH Ali Maksum, merupakan santri yang beruntung.

Baca juga: Gus Hilmy Dukung Pencabutan TAP MPR Nomor II/MPR/2001 tentang Pemberhentian Gus Dur

"Generasi saya itu generasi bejo, beruntung. Bisa ngaji langsung kepada Mbah Ali, sehingga pengurus-pengurus NU sejak puluhan tahun lalu, adalah santrinya Mbah Ali. Beliau tak hanya alim ulama, tetapi juga penggerak. Jadi, wajar kalau santrinya banyak yang menjadi pengurus NU," ucap Gus Yahya di Asrama Putra MA Ali Maksum Krapyak Yogyakarta, Sabtu (9/11/2024). 

Sementara seorang pengasuh Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta, Dr H Hilmy Muhammad MA menyebutkan, bagi Mbah Ali, NU merupakan amanah. Sebab, di antara pendirinya adalah ayahnya sendiri, KH Maksum Lasem. 

"NU, bagi Mbah Ali, itu amanah, didirikan oleh bapaknya, maka sebagai ahli waris ya harus melanjutkan perjuangannya. Maka yang mengaku-aku santrinya Mbah Ali sudah seharusnya meneruskan perjuangan NU di level masing-masing. Menjadi apa saja," kata anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI

Pria yang akrab disapa Gus Hilmy tersebut merasa dikader Mbah Ali sejak kecil dengan diajak ke berbagai pertemuan dengan pengurus NU. Menurutnya, sangat penting santri Krapyak memegang prinsip khidmah dalam NU yang dirumuskan Mbah Ali.

Baca juga: Menko Polhukam Hadi Tjahjanto Safari Ramadan di Ponpes Al-Munawwir Krapyak Bantul

"Lima prinsip itu adalah mempercayai NU sebagai tuntunan hidup, memahami NU secara keseluruhan, mengamalkan ajaran dan tuntunan NU, memperjuangkan NU agar tetap jaya dan berkembang pesat, sabar terhadap NU," ujar Katib Syuriah PBNU tersebut. 

Di sisi lain, perjuangan Mbah Ali terhadap NU mendapatkan dukungan penuh dari keluarga. Apa yang dikerjakan Mbah Ali muaranya pada NU, sampai-sampai tak bisa membedakan mana yang untuk NU atau yang lain. 

Hal itu dinyatakan Putri Mbah Ali, Ibu Ny Hj Ida Rufaida. "Sulit membedakan mana yang untuk NU atau yang lain, karena memang semua yang dikerjakan Mbah Ali itu ya untuk NU. Bahkan, beliau sangat mendukung ibu kami sebagai ketua Muslimat Bantul pada saat aktivis perempuan masih sangat sedikit," ujar Ny Ida, menambahkan.

Alumni yang juga ketua PWNU DIY, Dr KH. Zuhdi Muhdlor mengisahkan, revolusi dan inovasi yang dilakukan Mbah Ali, baik dalam pendidikan di pesantren, pengabdian di NU, maupun aktivitas politiknya. 

"Kitab-kitab yang belum atau bahkan dilarang di pondok, sama Mbah Ali diajarkan. Hal-hal seperti ini tak hanya terjadi dalam pondok, tapi juga dapat kita lihat dalam kerja-kerja di NU maupun aktivitas politik beliau," terang Kiai Zuhdi. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved